JAKARTA, KOMPAS.com - Nahdlatul Ulama (NU) bakal menggelar Muktamar ke-34 yang direncanakan terlaksana pada akhir Desember 2021.
Intelektual muda NU Ulil Abshar mengatakan, tujuan digelarnya Muktamar yakni memutuskan sejumlah hal yang menyangkut kepentingan organisasi ke depan, termasuk memilih pengurus periode selanjutnya.
"Puncaknya adalah memilih ketua umum. Tujuan utama Muktamar, salah satunya memilih Ketum (PBNU)," kata Ulil saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/11/2021).
Baca juga: Rais Aam PBNU: Kalau Muktamar Maju Positif, kalau Mundur Negatif
Ulil menyadari, dua sosok yang kuat digadang menjadi calon Ketum PBNU yakni Ketum Petahana, Said Aqil Siradj dan Khatib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf.
Menurut dia, siapa pun yang menjadi Ketum PBNU ke depan harus memenuhi kriteria ideal, salah satunya memiliki visi misi yang digagas oleh tokoh NU, almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Kalau pimpin PBNU itu, sekarang ini visi misinya enggak jauh-jauh dari Gus Dur. Enggak mungkin, PBNU itu dipimpin oleh orang yang visi keagamaan politiknya itu jauh dari Gus Dur," kata pria yang akrab disapa Gus Ulil ini.
Ia menyebut, pemikiran yang dituangkan Gus Dur dalam visi keagamaan yakni perlunya menghormati kelompok minoritas.
Gus Ulil menekankan, PBNU tak mungkin dipimpin oleh sosok yang anti-kelompok minoritas.
"Yang pandangan keagamaannya tidak toleran, intoleran," kata dia.
Baca juga: Kriteria Calon Ketum PBNU, Ulil: Hormati Kelompok Minoritas dan Kemajemukan
Selanjutnya, sosok Ketum PBNU kelak haruslah orang yang paham akan politik kebangsaan.
Adapun politik kebangsaan yang dimaksud yaitu mendukung kemajemukan yang ada di Indonesia, dari ragam suku, budaya, ras, hingga agama.
"Enggak mungkin, visinya membuat Indonesia syariah, misalnya. Nah, itu pemikiran ada di dalam imajinasi para Muktamirin, istilahnya, peserta Muktamar," ucap Gus Ulil.
Berdasarkan catatan Kompas.com, ada empat orang yang digadang mendapat dukungan tertinggi sebagai calon Ketum PBNU yang baru.
Nama Said Aqil Siradj digadang-gadang menjadi calon kuat Ketum PBNU periode 2021-2026.
Pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 3 Juli 1953 ini merupakan incumbent.
Baca juga: Keturunan Pendiri NU Sebut Kiai Said Masih Sangat Pantas Pimpin PBNU