Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Budiman Sudjatmiko Tolak Tawaran Maju Pilkada DKI...

Kompas.com - 16/11/2021, 12:26 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko mengaku pernah ditawari oleh seorang konglomerat untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun 2012.

Budiman mengatakan, menurut sang konglomerat, ia juga berpeluang maju sebagai calon presiden jika terpilih pada Pilkada DKI.

"Konglomeratnya ngomong begini, saya enggak perlu sebut nama ya, 'Mas Anda kan sudah di DPR, ini 2011 DKI mau ada pilgub, DKI mau ada pilgub, Mas Budiman nyalon Gubernur DKI ya. Nanti kita bantu juga pencitraan, kampanye, sosialisasi'," kata Budiman dalam wawancara di program Beginu di kanal YouTube Kompas.com, dikutip Selasa (16/11/2021).

"Demi Tuhan ini, orangnya ngomong kayak gitu, 'Ya suatu saat setelah selesai siapa tahu nanti Mas Budiman bisa jadi presiden di the next presidential election'," ujar Budiman.

Baca juga: Lima Obsesi Budiman Sudjatmiko, dari Kebebasan hingga Manusia yang Berdaulat

Namun, Budiman menolak tawaran tersebut karena ia tengah memperjuangkan Undang-undang Desa di parlemen yang dianggapnya sebagai utang.

Menurut Budiman, janji mengesahkan UU Desa itulah yang membuat ia dapat melaju ke Senayan dengan mengantongi suara terbanyak.

Ia pun mengaku tidak akan tenang apabila ia tiba-tiba menjadi gubernur DKI Jakarta tetapi undang-undang tersebut belum disahkan.

"Saya merasa, antara Budiman menjadi Gubernur DKI di 2012 dengan Undang-undang Desa itu jadi yang lebih revolusioner mengangkat rakyat se-Indonesia itu ketika ini jadi undang-undang, bukan jadi Gubernur DKI. Saya tolak (tawarannya)," kata Budiman.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko Cerita soal Kakeknya yang Kades Minta Rakyat Pilih Golkar Saat Orba

Budiman mengatakan, memang sudah menjadi panggilan sejarah bahwa UU Desa harus disahkan, meski ia bisa saja menjadi orang nomor satu di Jakarta, bahkan di Indonesia, jika menerima tawaran maju di pilkada.

"Panggilan sejarah itu rakyat harus punya Undang-undang Desa dan saya lebih memilih itu. Kalau saya memilih yang kedua bisa jadi saya jadi gubernur atau jadi presiden, saya enggak tahu ya, tapi saya memilih ini karena itu memberi saya kepuasan batin," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com