JAKARTA, KOMPAS.com - Kritik yang disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon kepada Presiden Joko Widodo terkait banjir di Sintang, Kalimantan Barat, berbuah teguran.
Tak tanggung-tanggung, teguran tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang juga merupakan Menteri Pertahanan.
Mulanya, Fadli mengkritik Jokowi lewat twitnya dengan mempertanyakan kapan Jokowi akan mengunjungi korban banjir di Sintang.
Baca juga: Prabowo Tegur Fadli Zon, Gerindra Klaim Kerap Kritik Tanpa Sudutkan Pihak Lain
Twit yang berisikan pertanyaan Fadli itu mengutip twit Jokowi yang isinya berupa keterangan dan foto saat Kepala negara meresmikan Sirkuit Mandalika di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).
Teguran Prabowo kepada Fadli Zon itu dikonfirmasi langsung oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman.
"Kepada beliau (Fadli Zon), sudah diberikan teguran. Iya (yang menegur), Pak Prabowo via Sekjen (Sekjen Gerindra Ahmad Muzani)," kata Habiburokhman saat dikonfirmasi, Senin (15/11/2021).
Anggota Komisi III DPR itu menambahkan, Partai Gerindra juga meminta maaf atas kritik yang dikeluarkan Fadli Zon lewat akun Twitter.
Menurut dia, Partai Gerindra meminta maaf apabila pernyataan itu menimbulkan ketidaknyamanan.
Kendati demikian, ia memastikan bahwa cuitan Fadli Zon tidak mewakili sikap Partai atau Fraksi Gerindra.
Baca juga: Prabowo Tegur Fadli Zon karena Mengkritik Jokowi soal Banjir di Sintang
"Soal tweet Pak Fadli Zon soal Sintang, kami perlu meluruskan jika statement tersebut tidak mewakili fraksi ataupun partai," klaim Habiburokhman.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa mendapatkan teguran merupakan hal yang biasa terjadi dalam Partai Gerindra. Ia menjelaskan, apabila ada kader atau pengurus partai yang memberikan pernyataan kurang tepat maka akan mendapat teguran.
"Saya sendiri sebagai jubir partai sering kena teguran, begitu juga rekan-rekan anggota DPR lainnya," ucap Habiburokhman.
Presiden Jokowi pun menyadari ia kerap dikritik oleh Fadli, terutama saat Gerindra berstatus oposisi pada periode 2014-2019.
Karena kerap mengkritik Jokowi, pemberian bintang tanda jasa kepada Fadli pada Agustus 2020 pun sempat menuai pro dan kontra.
Namun bagi Jokowi, kritik yang dilontarkan Fadli merupakan bagian dari demokrasi. Menurut presiden, berlawanan secara politik bukan berarti bermusuhan.
Baca juga: Mahfud: Jika Pemerintah Jawab Kritik Bukan Berarti Antikritik