JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Gus Yaqut, panggilan akrab Menag, mengatakan, ia sering mendapatkan banyak pertanyaan dari negara sahabat terkait pengelolaan keragaman etnis dan agama di Indonesia.
Menurut dia, pertanyaan terkait kemajemukan ini pernah ditanyakan oleh negara sahabat seperti Afrika, Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara Eropa, serta orang-orang di dalam negeri.
“Sebagimana tadi saya juga sampaikan, mereka iri dan ingin belajar pada Indonesia bagaimana mengelola keragaman kerukunan beragama dan penguatan moderatisme,” kata Yaqut dalam webinar virtual “Moderasi Indonesia Untuk Dunia” yang diadakan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Menag Imbau Generasi Milenial Pahami Moderasi Agama
Selain itu, Menag mengatakan, negara-negara tersebut juga menceritakan bagaimana tantangan pengelolaan keragaman di negara mereka yang tidak mudah.
“Ada yang dipenuhi konflik saudara yang berkepanjangan, ada juga yang diributkan dengan imigran yang berbeda agama dan etnis dan seterusnya,” imbuh Yaqut.
Yaqut pun berharap semua warga Indonesia bisa terus memantapkan moderasi beragama dan penguatan kerukunan umat beragama.
Gus Yaqut ingin moderasi beragama di Indonesia bisa menjadi bentuk soft diplomacy dan teladan bagi negara-negara di dunia.
“Dalam konteks negara-negara G20 misalnya, tentu ini juga sangat strategis karena apapun laju perekonomian ini mensyaratkan adanya stabilitas sosial, di mana faktor penting dalam stabilitas sosialnya adalah kerukunan dalam beragama,” imbuhnya.
Baca juga: Ramadhan, Madrasah Moderasi Agama
Selain itu, Yaqut menyampaikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan agar Kementerian Agama membuat semacam peta jalan untuk menetapkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi.
Dalam kesempatan ini, Yaqut juga menegaskan, moderasi beragama adalah penguatan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengaktualisasikan substansi ajaran agama.
Khususnya ajaran agama seperti melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip yang adil, berimbang, serta mentaati konstitusi sebagai kesepakatan bersama.
Moderasi beragama, menurutnya, juga merupakan upaya untuk menghadirkan jalan tengah di antara dua kelompok ekstrem untuk menghadirkan keharmonisan di dalam kehidupan berbangsa.
“Ini penting disampaikan penjelasan ini, karena seringkali kita sudah menjumpai bahwa moderasi beragama disalahpahami bahwa agamanya yang dimoderatkan,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.