Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Watchdoc Berpihak pada Mereka yang Dilemahkan

Kompas.com - 05/11/2021, 19:21 WIB
Kristian Erdianto

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menilai, rumah produksi Watchdoc Documentary dapat disejajarkan dengan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan sastrawan Pramoedya Ananta Toer.

Sebab, Watchdoc meraih penghargaan yang pernah diberikan kepada Gus Dur dan Pramoedya. Gus Dur menerima penghargaan Ramon Magsaysay untuk kategori Community Leadership pada 1993.

Sementara, Pramoedya menerima penghargaan di bidang penulisan sastra dan jurnalistik pada 1995.

"Dengan penghargaan ini Watchdoc sejajar dengan Gus Dur dan Pramoedya Ananta Toer serta beberapa nama besar lainnya, meskipun nanti kita bisa berdebat," kata Beka, dalam diskusi film dokumenter, Belajar dari Watchdoc, dikutip dari Antara, Jumat (5/11/2021).

Baca juga: Raih Penghargaan Ramon Magsaysay, Watchdoc: Jadi Kontrak Politik-Moral agar Konsisten

Selain itu, Beka mengatakan, karya-karya Watchdoc telah menunjukkan keberpihakan pada masyarakatatau kelompok yang dilemahkan.

Melalui film dokumenter, Watchdoc telah menyebarkan pesan kepada masyarakat terkait isu lingkungan, hak asasi manusia, korupsi, dan kesetaraan gender.

"Ini juga menjadi media keberpihakan kepada mereka yang lemah atau dilemahkan," ujarnya.

Beka menambahkan, selama ini Watchdoc telah berperan dalam upaya pemajuan HAM. Tidak berlebihan jika Watchdoc juga mendapat Gwangju Price for Human Rights.

Menurut Beka, dua penghargaan itu memiliki makna besar dalam gerakan demokratisasi dan penegakan HAM.

Dia berharap capaian tersebut dirayakan dengan kembali melahirkan karya-karya yang lebih baik dan memiliki pesan kuat, yakni merawat kemanusiaan serta keberpihakan.

Watchdoc Documentary menerima Penghargaan Ramon Magsaysay untuk kategori Emergent Leadership.

Penghargaan tersebut diberikan karena film-film dokumenter Watchdoc dianggap sebagai jurnalisme investigasi yang menggunakan platform baru dan kreatif dalam menyoroti masalah sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia.

Selain itu, Watchdoc yang dirintis sejak 2009 ini juga dianggap memberdayakan komunitas yang terpinggirkan dan rentan, serta menginspirasi kaum muda untuk mencari kebenaran.

"Karya-karya Watchdoc mengangkat sesuatu yang tak banyak dibicarakan atau dihindari orang, dan mendistribusikannya kepada generasi baru," kata Presiden Ramon Magsaysay Award Foundation Susan Afan dari Manila, Filipina, lewat pernyataan pers, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Profil Watchdoc, Rumah Produksi yang Dapat Penghargaan Ramon Magsaysay

Selama 12 tahun, Watchdoc telah memproduksi sekitar 300 judul film dokumenter. Beberapa di antaranya Sexy Killers, Tenggelam dalam Diam, The Endgame, Dilarang Sakit, dan Alkinemokiye.

Produser senior Watchdoc Ari Trismana mengatakan, penghargaan ini menjadi kontrak politik dan moral bagi Watchdoc agar tetap konsisten mengadvokasi publik dalam isu lingkungan, demokrasi, dan HAM.

"Selain sebagai bentuk apresiasi, sebenarnya juga jadi semacam alat kontrak politik dan moral agar penerima tetap konsisten ada di jalurnya," ujar Ari saat dihubungi, Rabu (1/9/2021).

Ari mengaku bangga atas penghargaan Ramon Magsaysay yang diterima Watchdoc. Namun, ia mengatakan, penghargaan ini bukan semata hasil kerja keras Watchdoc sendirian.

"Sebab dalam film dokumenter yang kami produksi, di situ ada keberanian para subyek untuk menceritakan kisah-kisah mereka. Keberanian mereka bukannya tanpa risiko. Maka mereka juga wajib diapresiasi," ucap dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com