JAKARTA, KOMPAS.com - Rendahnya berat badan bayi yang baru lahir menjadi salah satu faktor pemicu stunting di Indonesia.
Fakta menunjukkan, bayi dengan berat lahir kurang dari 2,5 kg atau 2.500 gram akan berisiko mengalami gagal tumbuh atau stunting yang dapat mengancam keselamatan jiwanya.
Dalam kunjungannya ke RSUD Abdul Rivai Berau, Kalimantan Timur, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menemukan jumlah bayi yang terlahir dengan berat rendah terus mengalami peningkatan.
Baca juga: 10 Kelurahan Jadi Prioritas Penanganan Stunting di Jakarta Pusat
Di rumah sakit tersebut terdapat 11 bayi dengan kondisi berat lahir rendah bahkan ada yang hanya seberat 750 gram atau kurang dari 1 kilogram.
"Ini berpeluang besar menjadi stunting sehingga harus kita cegah. Peluangnya untuk menjadi stunting kalau tidak ditangani sungguh-sungguh,” ujar Muhadjir, dikutip dari siaran pers, Rabu (3/11/2021).
Muhadjir menerima laporan bahwa bayi dengan berat lahir kurang dari 1.500 gram di rumah sakit tersebut berhubungan dengan permasalahan adaptasi pernapasan.
Hal itu disebabkan oleh paru-paru bayi yang kecil dan belum matang sehingga memerlukan alat bantu napas mekanis, Continuous Positive Airway Pressure (CPAP).
Sementara itu, bayi dengan berat antara 1.500 sampai 2.000 gram seharusnya bisa lebih bertahan hidup.
"Tapi kedua kelompok itu memerlukan upaya khusus dengan level 2 sampai 3 tergantung adaptasi pernapasan saat hari pertama, dukungan alat medis, dokter spesialis anak, dan dukungan gizi sesuai berat badan serta umur kehamilan," kata dia.
Problem lainnya yang ditemukan Muhadjir adalah banyaknya ibu yang melahirkan dalam usia yang masih sangat muda atau di bawah umur.
Baca juga: Menko PMK: Pengentasan Stunting Harus Dilakukan Frontal
Hal tersebut menjadi salah satu faktor besar yang juga membuat anak terlahir stunting.
"Ini tentu saja menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk memberikan penyuluhan kepada remaja untuk tidak segera menikah sampai benar-benar siap,” ujar Muhadjir.
Dalam kunjungan itu, Muhadjir didampingi oleh Wakil Bupati Berau Gamalis, Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi, Direktur RS Nurmin Baso Madandan, dan Kapolres Berau Anggoro Wicaksono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.