JAKARTA, KOMPAS.com - Momen Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengantar Presiden Joko Widodo ke Bandara Soekarno-Hatta untuk mengikuti kegiatan KTT G20 sebagai sinyal menjadi Panglima TNI berikutnya dinilai berlebihan.
"Ya, saya pikir betul (berlebihan) bahwa jika Panglima TNI tidak bisa hadir (mengantar) tentunya salah satu dari kepala staf bisa mewakili dalam tugas," ujar peneliti senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis kepada Kompas.com, Senin (1/11/2021).
Menurut Beni, momen Andika mengantarkan Jokowi tak perlu dianalisis lebih jauh. Sebab, kehadiran Andika merupakan sebagai pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Baca juga: KSAD Berangkatkan 50 Prajurit Ikuti Latihan di Singapura
Selain itu, momen pengantaran tersebut merupakan bagian dari protokoler kepresidenan.
"Sehingga tidak perlu dianalisa sejauh itu bahwa dia akan menjadi calon Panglima TNI karena Hadi yang berhalangan hadir," kata dia.
Terkait pilihan pengganti Hadi, Beni menilai, Jokowi tentu saja sudah memikirkan secara mendalam berdasarkan kriteria.
Apabila pada waktunya Andika ternyata yang menjadi pilihan Jokowi, hal itu tak lepas faktor keputusan politik yang melekat dari semua kebijakan Presiden.
"Jadi tidak usah menganalisis terlalu jauh," ucapnya.
Baca juga: Mensesneg Temui KSAD Andika Perkasa Jelang Pergantian Panglima TNI, Ada Apa?
Sebelumnya, Andika mengantar Jokowi di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (29/10/2021), untuk mengikuti kegiatan KTT G20 di Roma, Italia.
Tak sedikit yang memandang bahwa momen tersebut sebagai sinyal akan keputusan Jokowi memilih Andika sebagai pengganti Hadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.