JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo menegaskan, Polri tidak akan mempermasalahkan karya-karya peserta lomba Bhayangkara Mural Festival 2021 yang bernada kritik terhadap Polri.
Listyo mengatakan, Polri justru akan menerima karya-karya bernada kritik bagi Polri. Bahkan, seniman yang membuat karya seperti itu akan menjadi sahabat bagi Kapolri.
"Nanti yang gambarnya bagus, khususnya yang tentang Polri kalau itu gambarnya paling pedas itu juga akan kami terima, dan saya jamin yang berani gambar seperti itu akan jadi sahabatnya Kapolri, jadi temannya Kapolri," kata Listyo dalam sambutannya.
Baca juga: Buka Acara Lomba Mural, Kapolri: Kami Hormati Kebebasan Berekspresi
Menurut Listyo, itu membuktikan bahwa Polri ingin mengetahui persepsi masyarakat tentang Polri agar Polri dapat berbenah memperbaiki institusi dan personelnya.
Ia mengakui, lomba mural ini sempat sepi peminat lantaran banyak warga yang merasa takut akan ditangkap apabila membuat mural bernada kritik dalam lomba ini.
Namun, Listyo menegaskan, Polri justru mempersilakan masyarakat untuk membuat mural yang isinya mempersepsikan Polri, baik secara positif maupun negatif.
"Positif boleh agar menjadi motivasi buat kami. Negatif juga boleh karena itu tentunya akan menjadi bagian dari kami merefleksi, berintrospeksi agar kami bisa menjadi lebih baik sesuai dengan harapan dari masyarakat," kata Listyo.
Baca juga: Polri Gelar Lomba Mural, Peserta Boleh Sampaikan Kritik Negatif
Ia menambahkan, lomba ini sekaligus membuktikan bahwa Polri dan pemerintah tidak antikritik serta menghormati kebebasan berekspresi masyarakat.
Listyo menegaskan, hak kebebasan berekspresi masyarakat telah dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 serta Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
"Kami sebagai institusi Polri memegang teguh aturan-aturan yang ada, arahan dari Bapak Presiden, terkait dengan kebebasan berekspresi sehingga tentunya hari ini adalah bukti kami menghormati kebebasan berekspresi," kata Listyo.
Baca juga: Deretan Kontroversi Kekerasan Oknum Polisi, Peserta Aksi Dibanting hingga Kapolres Aniaya Anggota