Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Vaksinasi Dosis Dua RI Tertinggal Dibanding Singapura-Malaysia

Kompas.com - 25/10/2021, 17:18 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa vaksinasi Covid-19 dosis kedua di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk terus mempercepat vaksinasi.

"Dibandingkan dengan negara di Eropa, Singapura, dan Malaysia, cakupan vaksinasi dosis dua Indonesia masih relatif tertinggal," kata Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (25/10/2021).

Baca juga: 1.800 PMKS di Jakarta Barat Ikut Vaksinasi Dosis 1

Ia mengatakan, capaian vaksinasi dosis dua di Jawa-Bali belum sampai pada level yang aman, terutama untuk lansia.

Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (25/10/2021) pukul 12.00 WIB, jumlah masyarakat yang sudah divaksin dosis kedua mencapai 68.264.009 orang atau 32,78 persen dari target sasaran yang ditetapkan.

Sementara itu, jumlah masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama sebanyak 113.424.379 orang atau 54,46 persen dari sasaran yang ditetapkan.

Pemerintah menargetkan 208.265.720 orang sebagai sasaran vaksinasi Covid-19.

Luhut mengatakan, penting untuk terus mengakselerasi vaksinasi, utamanya pada kalangan lansia.

"Karena yang meninggal sekarang rata-rata yang lansia dan komorbid dan yang belum divaksin," ujar dia.

Baca juga: 23 Provinsi di Luar Jawa-Bali Capaian Vaksinasi Covid-19 Masih di Bawah Rata-rata Nasional

Kendati demikian, kata Luhut, vaksinasi harus diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

Sebab, sejumlah negara di Eropa kembali mengalami kenaikan kasus Covi-19 signifikan meski capaian vaksinasinya cukup tinggi.

Kenaikan kasus disebabkan karena adanya relaksasi kegiatan sosial bersamaan dengan kelalaian terhadap protokol kesehatan.

"Ini saya mohon dimengerti, jadi kalau ada langkah-langkah kami yang kelihatan ketat, kami memang mempertimbangkan betul karena kalau sudah nanti (Covid-19) nyebar, baru pada ribut," kata Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com