Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presidential Threshold Pilpres 2024 Dinilai Rugikan Kaum Perempuan dan Kalangan Non-Partai

Kompas.com - 15/10/2021, 17:29 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, adanya ambang batas presidential threshold 20 persen suara nasional dan 25 persen kursi parlemen akan menyulitkan kaum perempuan dalam mencalonkan diri menjadi presiden.

"Pemberlakuan ambang batas pencalonan presiden itu memang merugikan gerakan politik perempuan untuk menjadi kelompok atau pilihan alternatif," kata Titi dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Survei Kedai Kopi, Jumat (15/10/2021).

Ia berpandangan, bahkan ambang batas tersebut tidak hanya merugikan kaum perempuan untuk mencalonkan atau dicalonkan. 

Baca juga: Parpol Baru Dinilai Mesti Penuhi 3 Syarat Ini untuk Bisa Tembus Parliamentary Threshold

Kandidat lain yang dirugikan adalah anak muda, figur-figur nonpartai, figur-figur daerah yang tidak terafiliasi partai.

Kendati demikian, Titi berpendapat bahwa kelompok-kelompok tersebut bisa saja mendapatkan tiket kontestasi jika dekat dengan partai politik.

Ia pun mengakui bahwa kata kunci untuk mendapatkan tiket pilpres adalah dukungan dari partai politik.

Kalau perempuan itu punya relasi yang kuat dengan elite partai, maka bukan tidak mungkin dicalonkan sebagai presiden.

Baca juga: PKS Nilai Presidential Threshold Perlu Diturunkan

"Kan kita tahu ada beberapa pimpinan atau orang kuat partai yang merupakan perempuan," ucap Titi.

"Tapi kalau perempuan dari luar konteks partai politik dan tidak terkait dengan elite partai atau struktur elite partai, pemberlakuan ambang batas itu memang merugikan," kata dia.

Terlebih, lanjut Titi, kemungkinan-kemungkinan tiket Pilpres masih bisa didapat jika kelompok-kelompok itu didekati atau mendekati partai yang memenuhi ambang batas pencalonan.

Baca juga: Perludem: Pemilu 2024 Akan Jadi yang Paling Rumit dan Kompleks Sepanjang Sejarah

Adapun satu-satunya partai politik yang kini sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden adalah PDI Perjuangan.

"Kalau dia (kelompok tersebut) bagian dari struktur elite partai, apalagi kalau partainya punya kursi sesuai persyaratan yang ada. Kita kan belajar ya bahwa penentuan pencalonannya sangat elitis, sangat tertutup, hanya ditentukan oleh ketua dan sekretaris partai. Tentu akan mudah bagi mereka yang punya akses ke partai politik," kata Titi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com