Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Ungkap Ingin Populerkan Sebutan Bung, Megawati: Tapi Kalau Perempuan Masa Bing?

Kompas.com - 29/09/2021, 20:15 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri kembali mengungkit keinginannya untuk mempopulerkan kata sapaan 'Bung' di Indonesia.

Ia menilai, sapaan 'Bung' lebih layak diterapkan lantaran terkesan tidak ada pembeda atau jarak di antara sesama manusia.

Keinginannya tersebut juga sudah disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Semua itu dulu dipanggil bung, makanya saya bilang kalau boleh ke Pak Jokowi, kenapa kita enggak manggil lagi, Bung, gitu ya. Kok kayaknya mantap, jadi sampai orang kecil pun bisa kita panggil Bung, dan dia manggil kita, Bung," kata Megawati dalam acara peresmian Patung Soekarno yang dipantau melalui channel YouTube PDI Perjuangan, Rabu (29/9/2021) sore.

Baca juga: Ketika Mega Jadi Simbol Anti Orde Baru dan Memilih Golput

Menurut Mega, Jokowi hanya tertawa mendengar dirinya bercerita mengenai hal tersebut.

Meski mengusulkan sapaan 'Bung' kembali dipopulerkan, Megawati masih menyisakan sejumlah pertanyaan.

Pasalnya, sapaan akrab 'Bung' tersebut hanya identik untuk para pria. Ia pun bertanya kepada Presiden Jokowi terkait sapaan akrab untuk wanita.

"Tapi satu lagi Pak, saya bilang, tapi kalau untuk perempuan apa ya? Masa, Bing? Coba, tertawa beliau. Ibu itu bisa saja. Lah iya, saya sampai mikir hari ini, kenapa dulu yang dipanggil cuma laki-laki ya, perempuan tidak, dengan kata 'Bung'," cerita Megawati.

Diketahui, Presiden ke-5 RI itu tak hanya sekali mengungkapkan keinginannya untuk kembali mempopulerkan sapaan 'Bung' di Indonesia.

Pada Kamis (12/8/2021) dalam webinar Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan bertemakan "Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa", Megawati juga mengatakan keinginannya tersebut.

Baca juga: Resmikan Patung Bung Karno, Megawati Cerita Sulitnya Seniman Ukir Wajah Ayahnya

Menurut dia, penyebutan 'Bung' terlihat lebih bermakna karena memiliki kesan tidak adanya perbedaan antara orang satu dengan lainnya.

"Menurut saya, kita harusnya mempopulerkan menyebut Bung. Seperti tidak ada perbedaan. Dulu semua orang dipanggilnya Bung," kata Megawati, Kamis.

Dia masih mengingat saat orang-orang zaman dahulu kerap menyebut laki-laki sebaya dengan penyebutan Bung.

Sebutan tersebut, kata dia, bahkan kerap didengar manakala Presiden Soekarno menerima tamu dari para pejuang di Istana.

Baca juga: Hoaks tentang Megawati dan Kelompok Gagal Move On

Mencoba mempopulerkan sebutan 'Bung', Megawati bahkan sempat mengutarakan saran tersebut kepada Presiden Joko Widodo.

Ia menyampaikan kepada Jokowi agar sebutan Bung masih diucapkan hingga hari ini bahkan terhadap dirinya. Reaksi Jokowi justru tidak mempermasalahkan sebutan tersebut.

"Kalau kita sekarang juga masih mempopulerkan. Coba ya. Saya cerita kepada Pak Jokowi. Bapak Jokowi lucu enggak, kalau saya panggil, 'Bung Jokowi'. Tapi kayaknya enggak juga lho. Tapi kalau perempuan apa ya? Saya kurang tahu. Karena kayaknya kalau Bung itu laki ya?," tutur Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com