JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Indonesia berpotensi menjadi produsen produk halal terbesar di dunia. Namun, saat ini potensi itu belum dimanfaatkan secara optimal.
"Indonesia memiliki potensi besar menjadi produsen halal terbesar dunia. Namun, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal," ujar Ma'ruf saat memberikan sambutan secara virtual pada Bizhare Investment Conference 2021 yang digelar Sabtu (25/9/2021).
Oleh karenanya, pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah.
Menurut Ma'ruf, industri halal tidak lagi menjadi pelengkap kemajuan perekonomian suatu bangsa. Namun menjadi bagian penting dalam pembangunan perekonomian negara.
Ma'ruf punmencontohkan hal itu telah diterapkan oleh Malaysia dan Uni Emirat Arab.
Kedua negara itu saat ini tengah menikmati pertumbuhan ekonomi negaranya dengan mengembangkan industri halal dan menjadi pemain utama industri halal dunia.
Baca juga: Wapres: Sektor Utama Halal Value Chain Produk Indonesia Tumbuh Positif Meski Pandemi
Lebih lanjut Ma'ruf mengungkapkan, berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy Report 2019-2020, diproyeksikan masing-masing sektor industri halal akan meningkat seiring dengan permintaan produk halal dunia.
Sektor makanan dan minuman halal diprediksi akan mencapai nilai USD 1,97 triliun pada 2024.
Kemudian, pada tahun yang sama sektor keuangan Islam (syariah), diprediksi meningkat sebesar USD 3,5 triliun.
Sektor travel dan pariwisata diramalkan meningkat mencapai USD 274 miliar pada 2024 dan sektor fashion muslim naik sebesar USD 402 miliar pada tahun yang sama.
"Selain itu, sektor media dan karya seni juga diproyeksikan tumbuh mencapai USD 309 miliar pada 2024 dan sektor obat-obatan dan kosmetik halal masing-masing diprediksi naik sebesar USD 134 miliar dan USD 95 miliar pada 2024," jelas Ma'ruf.
Dia pun menyebutkan, salah satu faktor kunci pertumbuhan ekonomi Islam (halal) adalah meningkatnya populasi penduduk muslim di dunia, di mana pada tahun 2018 jumlah penduduk muslim mencapai 1,8 miliar.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Dua Kawasan Industri Halal di NTB
Jumlah itu akan terus bertambah dan diprediksi pada tahun 2030 mencapai 2,2 miliar.
"Peningkatan populasi tersebut secara otomatis akan meningkatkan permintaan produk barang dan jasa halal nantinya," tambah Ma'ruf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.