Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas: Vaksinasi Tak Jamin Lonjakan Kasus Covid-19 Tak Terjadi Lagi

Kompas.com - 24/09/2021, 08:34 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan sekalipun sudah divaksinasi.

Ia mengatakan, upaya vaksinasi yang tidak disertai protokol kesehatan berpotensi meningkatkan kasus Covid-19 kembali.

"Vaksin tidak dapat menjadi satu-satunya tameng kita dalam menghadapi pandemi ini. Vaksinasi, terutama jika hanya dosis pertama dan tidak dibarengi protokol kesehatan, tidak dapat menjamin lonjakan kasus untuk tidak terjadi lagi," kata Wiku dalam konferensi pers daring, Kamis (24/9/2021).

Wiku menyebutkan, dalam rangka mempertahankan melandainya kasus Covid-19, pemerintah saat ini terus berupaya meningkatan cakupan vaksinasi di seluruh pelosok Tanah Air.

Vaksin dosis lengkap terbukti dapat mengurangi keparahan gejala risiko perawatan di rumah sakit dan risiko kematian pasien.

Baca juga: Ketua DPR Minta Pemerintah Percepat Vaksinasi Covid-19

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksin memiliki risiko tertular virus lebih rendah. Jumlah virus dalam tubuh orang yang sudah divaksin pun lebih cepat turun.

Namun demikian, belajar dari pengalaman negara-negara dengan cakupan vaksinasi dosis pertama tertinggi di dunia, lonjakan kasus Covid-19 tetap dapat terjadi.

Singapura misalnya, dengan cakupan vaksinasi 79 persen penduduk, tetap mengalami lonjakan kasus virus corona karena pelonggaran pembatasan dilakukan dengan hanya berfokus pada penguatan 3T (testing, tracing, treatment) dan kurang menekankan pada pencegahan protokol kesehatan di tempat umum.

Finlandia dengan cakupan vaksinasi 73 persen penduduk mengalami lonjakan kasus Covid-19 karena klaster tim sepak bola yang datang dari Rusia tak melakukan skrining terlebih dahulu. Selain itu, upaya tracing juga terhambat.

Inggris dengan cakupan vaksinasi 71 persen mengalami lonjakan kasus karena relaksasi aktivitas sosial-ekonomi, utamanya pelaksanaan sekolah tatap muka yang kurang berhati-hati.

Baca juga: 4,2 Juta Kasus Covid-19 dan Kemunculan Klaster Covid-19 di Sekolah yang Perlu Mendapat Perhatian

Kemudian, Jepang dengan cakupan vaksinasi 66 persen mengalami lonjakan kasus karena gelaran Olimpiade yang menyebabkan kerumunan.

Terakhir, Amerika Serikat dengan cakupan vaksinasi 63 persen tetap mengalami lonjakan kasus karena tidak adanya pengawasan protokol kesehatan yang ketat, utamanya dalam memakai masker.

"Tentunya dengan adanya berbagai lonjakan kasus di berbagai negara dengan cakupan vaksinasi pertama yang tinggi, kita tidak boleh semata-mata bergantung pada efek vaksinasi," ujar Wiku.

Wiku mengatakan, pandemi Covid-19 hanya dapat berubah menjadi endemi apabila herd immunity atau kekebalan komunitas sudah tercapai. Sementara, herd immunity tercapai apabila seluruh penduduk dalam suatu negara sudah divaksinasi.

Oleh karenanya, ia mewanti-wanti seluruh pihak tetap disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak untuk menghindari penularan virus.

"Kita tidak boleh berpuas diri dan merasa aman hanya dengan vaksin terutama jika hanya dengan vaksin dosis pertama," kata Wiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com