JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P TB Hasanuddin membeberkan empat tugas yang harus dirampungkan oleh calon pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Pertama, calon panglima itu harus mampu melanjutkan tugas membangun minimum essential force TNI.
"Tentu minimum essential force itu bisa saja berubah situasinya. Dalam arti, perlu ada penguatan-penguatan berdasarkan ancaman di lingkungan, baik geopolitik maupun geostrategi," kata TB Hasanuddin dalam diskusi dialektika demokrasi bertajuk "Tantangan Besar Panglima TNI Baru" di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (16/9/2021).
Kemudian, meningkatkan profesionalisme prajurit. Hal itu bisa dilakukan dengan meningkatkan frekuensi latihan dan pendidikan prajurit dalam rangka menghadapi setiap ancaman ke depan.
"Dari profesionalisme yang kita sekarang sudah miliki, harus naikkan lagi. Karena kita tidak bisa lagi, para prajurit TNI itu memiliki kemampuan yang asal-asalan. Sudah dilengkapi senjata yang bagus, ya tingkatkan profesionalismenya," tutur dia.
Baca juga: Kontras Minta Panglima TNI Selanjutnya Beri Perhatian Khusus pada Reformasi Peradilan Militer
Ia pun membeberkan beberapa contoh pelatihan yang dapat dilakukan secara bertahap. Mulai dari latihan perorangan, tingkat regu, tingkat pleton, hingga tingkat gabungan antara angkatan udara, laut maupun darat.
Selanjutnya, mantan perwira TNI itu meminta agar panglima baru mampu meningkatkan kedisiplinan prajurit.
Pasalnya, ia menyoroti masih adanya oknum prajurit yang terlibat perkelahian dengan instansi lainnya yaitu kepolisian.
"Banyak kasus lah di mana-mana. Terakhir itu kalau tidak salah penyerangan kepolisian di Polsek Ciracas. Kemudian melibatkan banyak prajurit dan lain sebagainya," imbuh dia.
Menurut Hasanuddin, hal-hal tersebut harus dapat dihindari oleh TNI di bawah kepemimpinan panglima baru nantinya. Oleh karena itu, kedisiplinan prajurit harus mendapatkan perhatian besar.
Baca juga: TB Hasanuddin: Perlu Ada The Rising Star Calon Panglima TNI agar Mampu Lewati Tahun Politik
Selain itu, panglima yang baru juga harus mampu meningkatkan kedisiplinan para prajurit agar terhindar dari penyalahgunaan obat-obat terlarang atau narkotika.
"Banyak juga kasus-kasus bahkan sampai kejahatan lain seperti perkosaan, pedofil. Ini tidak boleh terjadi di prajurit," tekan dia.
Terakhir, yang juga perlu mendapatkan perhatian yaitu terkait kesejahteraan para prajurit.
Ia menyoroti utamanya soal asupan makanan para prajurit agar dapat ditambah demi menciptakan kesejahteraan prajurit.
"Bagaimana pun, the man behind the gun. Prajurit lah yang diutamakan di belakang senjata. Senjata apapun seperti modern, dengan hi-tech dengan teknologi tinggi, tapi juga prajuritnya harus mendapatkan perhatian, terutama meningkatkan kesejahteraan," sarannya.
Diketahui, sosok yang akan menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tak kunjung terkuak.
Baca juga: Panglima TNI Mutasi-Promosi 150 Perwira Tinggi, Mayjen Budiman Jadi Kapuskes
Pasalnya, Presiden Joko Widodo hingga kini belum menyerahkan Surat Presiden (Surpres) ke DPR. Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiunnya pada November 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.