Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Darwin Darmawan

Pendeta GKI, Mahasiswa doktoral ilmu politik Universitas Indonesia

Menambahkan Empati pada Demokrasi

Kompas.com - 15/09/2021, 21:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HARI demokrasi internasional dirayakan setiap 15 September. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengundang seluruh negara untuk memperingatinya agar prinsip-prinsip demokrasi semakin dihidupi masyarakat dunia.

Agar perayaan tersebut bermakna, penting untuk menjawab pertanyaan ini: Benarkah demokrasi membawa dampak positif pada kehidupan rakyat sebuah negara?

Nilai apa yang perlu dikembangkan dalam demokrasi agar ideologi yang dianggap terbaik ini membawa kebaikan untuk rakyat?

Demokrasi yang tidak sempurna

Sebagian besar ahli politik menganggap demokrasi sebagai sistem pemerintahan superior dibanding sistem pemerintahan lainnya.

Ia dianggap membawa hal positif: perdamaian, perkembangan ekonomi, korupsi yang tereduksi, stabilitas politik. Singkatnya, membuat masyarakat menjadi lebih bahagia (Carbone 2009).

Anggapan tersebut semakin kuat seiring gelombang demokratisasi yang melanda dunia sejak 1989 (Huntington 1991). Saat ini tidak ada ideologi alternatif yang secara empirik berhasil menjadi penentangnya.

Dalam buku Rethinking the Value of Democracy, Renske Doorenspleet menguji asumsi banyak ahli tentang superioritas demokrasi.

Caranya, dengan membandingkan praktik demokrasi di banyak negara. Ia ingin melihat kualitas dan dampak demokrasi.

Ternyata, praktik demokrasi tidak selalu membawa dampak positif dalam perdamaian, pembangunan ekonomi dan pemberantasan korupsi.

Konflik di sebuah negara memang berpotensi hilang seiring dengan demokratisasi. Persoalannya, demokrasi membutuhkan proses untuk berkembang.

Ketika prosesnya tidak membawa perubahaan politik signifikan, konflik akan semakin besar dan sulit reda.

Sebab, dalam demokrasi, semua orang yang terlibat konflik merasa setara, paling benar dan tahu yang terbaik untuk dirinya.

Demokrasi juga tidak otomatis meningkatkan ekonomi sebuah negara. Menurut Doorenspleet, studi empiris yang dilakukan sejak 1990 membuktikan bahwa tidak ada hubungan langsung demokrasi dengan kemajuan ekonomi.

Faktor yang membuat peningkatan ekonomi sebuah negara terletak pada kualitas institusi dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Kedua hal ini tidak selalu ada pada negara demokrasi dan bisa ada dalam negara yang tidak demokratis. Singapura dan Cina adalah dua contoh negara tidak demokratis yang ekonominya maju.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com