Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penanganan Covid-19, Menko PMK: Mohon Dimaklumi jika Keputusan Pemerintah Berubah-ubah

Kompas.com - 14/09/2021, 13:53 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta masyarakat maklum apabila keputusan pemerintah dalam menangani pandemi COvid-19 tidak bisa final.

Hal tersebut karena pemerintah berpegang pada pendapat para ahli dan ilmuwan yang pemikirannya berbeda-beda dalam membaca perilaku Covid-19.

Teori-teori yang diajukan para ahli, kata dia, seluruhnya menjadi sangat spekulatif sehingga apabila terdapat 5 ahli, maka pendapat yang mucul bisa 10 sehingga tidak ada satu pun pendapat yang final dan bisa dijadikan patokan.

"Dalam menghadapi kondisi seperti itu, karena pemerintah juga berpegang pada pendapat ahli, para ilmuwan dari peguruan tinggi yang berbeda-beda (pendapatnya), maka mohon dimaklumi jika keputusan pemerintah juga tidak bisa final untuk bisa dianggap kebenaran tunggal," ujar Muhadjir di acara Webinar 83 Tahun Sinar Mas bertajuk Indonesia Sehat, Ekonomi Bangkit, Selasa (14/9/2021).

Baca juga: Menkes Ungkap Dua Skenario Penanganan Covid-19 di Tahun 2022

Muhadjir mengatakan, saat ini juga tidak ada satu pun negara yang sudah menemukan rumus jitu untuk menaklukkan Covid-19.

Terlebih saat ini perilaku penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV2 itu berubah-ubah dengan mutasinya yang terus berkembang.

"Perilaku-perilaku mutasi pun saya belum menemukan teori yang betul-betul bisa dipercaya," kata dia.

"Ini juga akan terus bergerak karena itu sementara ini boleh dikatakan suatu hipotesis bahwa Covid-19 tidak mungkin tuntas dalam waktu singkat dan tidak mungkin berhenti begitu saja," lanjut Muhadjir.

Baca juga: Ketua Satgas Sebut Penanganan Covid-19 di Tanah Air Perlu Ubah Perilaku Masyarakat

Lebih lanjut Muhadjir mengakui bahwa virus penyebab Covid-19 merupakan virus tercerdas yang pernah muncul di dunia.

Sebab, kata dia, virus tersebut membuat semua orang kesulitan dan tidak mengetahui apa yang harus diperbuatnya.

Terlebih saat pertama kali muncul di Wuhan, China hingga menyebar ke negara-negara lainnya di seluruh dunia.

"Karena dia (Covid-19) bisa membuat orang yang tadinya pintar jadi agak bodoh. Ilmuwan-ilmuwan dibikin jungkir balik, bagaimana para epidemiolog bikin model-model untuk membaca perilakunya. Semua hampir dikatakan tidak ada yang betul-betul persis (mampu membaca perilakunya)," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Nasional
Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Nasional
Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com