Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara PeduliLindungi Bisa Deteksi Warga Positif Covid-19

Kompas.com - 13/09/2021, 17:03 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan membeberkan cara kerja aplikasi PeduliLindungi sehingga bisa mendeteksi ada 3.830 orang positif Covid-19 yang beraktivitas di tempat-tempat umum.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati menjelaskan, aplikasi PeduliLindungi terkoneksi dengan data New All Record (NAR) yang menampung data hasil swab test atau tes usap dari berbagai tempat.

"Jika seseorang test swab, hasilnya akan diinput ke dalam NAR, data NAR akan masuk ke PL (PeduliLindungi) karena sudah terhubung," kata Widyawati saat dihubungi, Senin (13/9/2021).

Widyawati mengatakan, tidak semua tempat swab test hasil tesnya akan terkoneksi dengan aplikasi PeduliLindungi.

"(Hanya) yang masuk dalam NAR," ujar dia.

Baca juga: Beredar Pesan WA Daftar Vaksin Situs PeduliLindungi Palsu, Ini Kata Kominfo

Dikutip dari situs litbang.kemkes.go.id, ada 835 laboratorium jejaring pemeriksa Covid-19 yang menginput data ke NAR dalam 3 minggu terakhir.

Sementara, dalam rapat dengan Komisi IX DPR pada Senin ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa orang-orang yang positif Covid-19 akan memiliki status warna hitam dalam aplikasi PeduliLindungi miliknya.

Budi mengatakan, selain terkoneksi dengan hasil tes Covid-19, aplikasi PeduliLindungi juga terkoneksi dengan data vaksinasi Covid-19 seseorang.

Dengan demikian, aplikasi itu akan berfungsi sebagai alat screening dari masyarakat yang hendak beraktivitas di tempat publik untuk kegiatan perdagangan, transportasi, pariwisata, kantor/pabrik, keagamaan, dan pendidikan.

Baca juga: Tidak Bisa Scan Barcode PeduliLindungi? Ini 5 Cara Mengatasinya

"Sehingga pada saat setiap kali mereka melakukan aktivitas yang 6 (kegiatan) tadi ketahuan statusnya seperti apa dan nanti statusnya ini akan menentukan apakah yang bersangkutan boleh masuk atau tidak, itu fungsi screening dari PeduliLindungi," kata Budi.

Sebelumnya, Budi mengungkapkan, PeduliLindungi mendeteksi terdapat 3.830 orang positif Covid-19 yang masih beraktivitas di tempat umum.

"Kita bisa lihat, surprisingly tetap saja ada 3.830 orang yang masuk kategori hitam. Hitam itu artinya positif Covid, tapi masih jalan-jalan," kata Budi, Senin.

"Padahal, orang-orang ini adalah orang-orang yang sudah teridentifikasi positif Covid yang harusnya stay di di rumah atau diisolasi terpusat di karantina," ujar Budi.

Kendati demikian, Budi mengeklaim, aplikasi PeduliLindungi juga memudahkan pelacakan terhadap orang-orang positif Covid-19 yang masih berkeliaran tersebut untuk kemudian dibawa ke tempat isolasi.

Baca juga: Muncul Situs PeduliLindungi Palsu, Masyarakat Diminta Lebih Waspada

"Karena begitu mereka check in kita tahu mereka ada di mana, jam berapa, sehingga kalau positif kemudian kita bisa dengan cepat melakukan tracing siapa saja yang di jam itu ada di lokasi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com