JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, saat ini ketimpangan distribusi vaksin Covid-19 masih terjadi di dunia.
Padahal vaksin dan vaksinasi Covid-19 sangat penting agar dunia dapat segera keluar dari pandemi.
"Kita masih melihat adanya ketimpangan distribusi vaksin di seluruh dunia. Mari kita lihat angkanya, di seluruh dunia 5,5 miliar dosis vaksin setelah disuntikkan, 80 persen di antaranya di high and upper middle income countries," ujar Retno dalam konferensi pers kedatangan vaksin Covid-19 tahap ke-55 yang disiarkan YouTube Sekrtaiat Presiden, Jumat (10/9/2021).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan bahwa 10 persen dari populasi di tiap negara telah divaksinasi Covid-19 hingga akhir bulan ini. Selain itu, sebanyak 40 persen populasi tiap negara telah divaksinasi pada akhir tahun ini.
Baca juga: AstraZeneca dan Pfizer Kembali Tiba, Stok Vaksin RI Lebihi 225 Juta Dosis
Menurut Retno, target yang disampaikan WHO ini dapat dengan mudah dicapai oleh negara berpenghasilan tinggi.
"Sebanyak 90 persen high income countries telah mencapai target vaksinasi 10 persen dari populasinya dan lebih dari 70 persen high income contries telah mencapai target 40 persen," lanjut Retno.
Sementara itu, hingga saat ini belum ada satupun low income country atau negara berpenghasilan rendah yang dapat mencapai target 10 persen populasi sebagaimana ditetapkan WHO.
Retno lantas mengutip sebuah penelitian yang dikutip oleh harian The Economist pada pekan ini yang menyebutkan bahwa tanpa redistribusi surplus vaksin dari negara maju, sebanyak 1 sampai 2,8 juta jiwa dapat melayang.
"Untuk itu kedepannya dose sharing (vaksin) akan menjadi semakin penting. Di dalam pertemuannya dengan para menteri kesehatan negara G20 tanggal 5 September lalu, Dirjen WHO mengharapkan komitmen dose sharing segera dipenuhi selambat-lambatnya akhir bulan ini," jelas Retno.
Baca juga: Mitos soal Vaksin Covid-19: Sebabkan Kemandulan hingga Mengubah DNA
Hal ini didukung oleh pernyataan dari Covax Facility yang baru saja mengeluarkan pernyataan serupa, yakni sistem dose sharing diharapkan dapat dilakukan dalam skala lebih besar.
Namun, target Covax untuk menyalurkan 2 miliar dosis vaksin pada akhir 2021 menghadapi kendala.
"Termasuk larangan ekspor, kelangkaan pasokan dibanding permintaan, dan keterlambatan regulatory approval," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.