Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko: Tak Mudah Hilangkan Politik Uang, Kecurangan atau Strategi Bobotoh di Pilkades

Kompas.com - 09/09/2021, 16:00 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui bahwa politik uang dan kecurangan dalam pemilihan kepala desa (Pilkades) tak mudah dihilangkan. Namun demikian, bukan berarti praktik tersebut tak bisa dihindari.

Hal itu Moeldoko sampaikan dalam sebuah diskusi daring terkait Pilkades, Kamis (9/9/2021).

“Memang tidak mudah untuk menghilangkan politik uang, kecurangan, atau strategi bobotoh dalam Pilkades. Tapi paling tidak budaya itu bisa dihindari sedikit-demi sedikit," kata Moeldoko melalui keterangan tertulis, Kamis.

Moeldoko pun mengajak seluruh pihak mendukung pelaksanaan Pilkades yang jujur, adil, bersih, dan bermartabat. Sebagaimana diketahui, Pilkades serentak akan digelar di sejumlah daerah di Indonesia tahun ini.

Dalam kesempatan yang sama Moeldoko juga menyoroti peran kepala desa dalam pengelolaan dana desa. Ia mengatakan, dana desa harus dikelola secara transparan, akuntabel, partisipatif, tertib, dan disiplin.

Baca juga: Hadiri Deklarasi Pilkades Damai, Bupati Luwu Utara Minta Cakades Tegakkan Protokol Kesehatan

Peggunaan dana desa sebagai bagian dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) harus bisa dipertanggungjawabkan ke publik.

"Penggunaannya harus terbuka dan mengakomodir kebutuhan warga, bukan keinginan kepala desanya,” ujarnya.

Moeldoko mengungkap bahwa kendala pengelolaan dana desa umumnya disebabkan oleh sumber daya manusia (SDM).

Oleh karenanya, ia mendorong para kepala desa menjadi motivator, fasilitator, dan mobilisator agar penggunaan dana desa tepat sasaran dan tepat guna, utamanya dalam penanganan dampak pandemi virus corona.

Sebagaimana yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo, kata Moeldoko, desa merupakan entitas terdepan dalam pembangunan dan ketahanan nasional.

Menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini desa seharusnya berperan aktif untuk ikut memulihkan kondisi, baik kesehatan maupun ekonomi. Untuk itu, pengelolaan dana desa harus tepat sasaran dan tepat guna.

Baca juga: 271 Desa di Garut Gelar Pilkades Tahun Ini, Minat Warga Jadi Kades Tinggi di Masa Pandemi

Selain pengelolaan dana desa, lanjut Moeldoko, kepala desa harus mampu meningkatkan nilai jual yang dimiliki desa ke pasar dunia. Sebuah desa di Yogyakarta misalnya, sukses mengekspor hasil kerajinan melalui e-commerce.

Dengan mengoptimalkan potensi desa, diharapkan warga menjadi lebih makmur dan sejahtera.

“Potensi itu jangan berhenti hanya sebagai potensi saja, tapi bagaimana kepala desa bisa menunjukkan dan menjualnya,” kata Moeldoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com