JAKARTA, KOMPAS.com - Co-Inisiator LaporCovid-19 Ahmad Arif mengatakan, secara umum, kasus Covid-19 di Tanah Air mengalami penurunan yang cukup tajam.
Meski demikian, kondisi itu justru menimbulkan pertanyaan lantaran pada saat yang sama kasus kematian akibat Covid-19 justru masih tinggi.
"Penambahan kasus harian itu paling kecil se-ASEAN tetapi angka kematian harian tertinggi beberapa hari terakhir nomor dua secara global jumlah kematian setiap harinya," kata Arif dalam diskusi secara virtual, Rabu (8/9/2021).
"Gap-nya (kesenjangan) itu mengkhawatirkan sebenarnya, jadi membuat tanda tanya," sambungnya.
Arif mengatakan, pemerintah pernah menyebutkan bahwa data kematian dari Covid-19 tidak real time atau berasal dari kasus kematian sebelumnya sehingga secara umum data kematian masih bermasalah.
"Adanya anomali data ini ya saya bilang, kok bisa angka kasus hariannya kecil sekali tetapi angka kematian sangat tinggi. Jadi ada indikator persoalan data," ujarnya.
Tak hanya persoalan data, Arif mengatakan, dalam penanganan pandemi Covid-19, rasio testing di Indonesia masih kecil dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara.
Ia mencontohkan, kasus kematian meningkat di salah satu desa di Majalengka pada bulan Juli 2021 menjadi 50 orang, setelah sebelumnya hanya tercatat 3-5 orang.
Namun, proses pemakaman tidak menggunakan protokol kesehatan Covid-19, lantaran tidak dilakukannya pemeriksaan (testing).
"Mayoritas orang meninggal dengan gejala Covid-19 tetapi tidak terdata dan akhirnya tadi tidak masuk dalam sistem pendataan nasional," ucapnya.
Lebih lanjut, Arif meminta pemerintah memperbaiki persoalan data Covid-19 karena akan mempengaruhi dua hal yaitu kebijakan yang bermasalah dan persepsi risiko publik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.