Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkes Akui Vaksinasi Covid-19 untuk Anak dan Remaja Tidak Merata

Kompas.com - 30/08/2021, 13:40 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengakui pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak dan remaja usia 12-18 tahun tidak merata di beberapa provinsi.

Ia mengatakan, saat ini, sebanyak 2,3 juta anak dan remaja usia 12-18 tahun sudah divaksinasi Covid-19 dosis pertama. Namun, vaksinasi tersebut tidak merata.

"Misalnya di Bali itu (vaksinasi anak dan remaja) sudah mencapai 94 persen, di Jakarta sudah sampai 80 persen, tetapi ada beberapa daerah misalnya seperti di Lampung itu baru 1 persen mencapai sasaran vaksinasinya," kata Dante dalam Rakornas KPAI secara virtual, Senin (30/8/2021).

Baca juga: Jelang Sekolah Tatap Muka, Vaksinasi Anak di Tangsel Baru 17 Persen

Oleh karenanya, Dante mengatakan, vaksinasi Covid-19 untuk anak harus dilakukan dengan baik apabila sejumlah pihak ingin membuka pembelajaran tetap muka (PTM) terbatas.

Dante juga mengatakan, ada beberapa strategi Kemenkes agar vaksinasi untuk anak dapat diperluas yaitu membuka sentra vaksinasi dengan bekerja sama dengan pihak swasta.

Kemudian, melaksanakan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan vaksinasi Covid-19 di sekolah.

"Ini bekerja sama antara di antara dinas kesehatan dengan standar profesi stakeholder, sekolah dan masyarakat lainnya," ujarnya.

Dante mengatakan, capaian vaksinasi pada anak dan remaja harus dipercepat agar mereka memiliki kekebalan sehingga dapat menurunkan angka kematian.

Baca juga: Lapor Covid-19: Warga DKI Kelas Ekonomi Menengah ke Atas Nilai Vaksinasi Anak Penting

Di sisi lain, Dante mengatakan, terdapat kendala dalam pelaksanaan vaksinasi pada anak salah satunya adalah belum mendapatkan izin dari orangtua.

Menurut Dante, hal tersebut terjadi karena beberapa orangtua belum mengetahui manfaat vaksinasi untuk anak.

"Ini mungkin karena ketidaktahuan orang tua pada kepentingan vaksinasi, angka kematian itu menurun 37 persen kalau satu kali divaksin, dan angka kematian akan turun 74 persen setelah dua kali divaksinasi," ucapnya.

Baca juga: Tersisa 120.000 Dosis Vaksin Sinovac, Pemkot Bekasi Akan Gunakan untuk Vaksinasi Anak

Lebih lanjut, Dante mengatakan, selain tidak diizinkan orangtua, kendala vaksinasi lainnya adalah anak takut disuntik vaksin dan beberapa anak tinggal di lokasi geografis yang sulit dijangkau.

Meski demikian, ia mengatakan, akan terus berusaha untuk menjangkau vaksinasi di daerah-daerah tersebut.

"Kita akan tetap usahakan agar anak bisa divaksinasi, tapi yang penting adalah anak tidak takut divaksin, diizinkan divaksin, itu menjadi kunci sehingga kita tenang anak PTM di sekolah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com