JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan pengalaman kegagalannya berangkat ke Amerika Serikat ketika masih menjadi taruna di Akademi Militer (Akmil).
Saat itu, ia berkesempatan berangkat ke AS dalam rangka suatu agenda yang harus melalui sejumlah proses seleksi.
Akan tetapi, kesempatan itu sirna lantaran kalah saing dalam penguasaan bahasa Inggris dengan rekannya, Agus Widjojo, yang kini menjabat Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI).
"Dari sekian banyak yang testing cuma Pak Agus yang lulus dan bahasa Inggrisnya 100 dan kita bahasa Inggrisnya tidak jelas," ucap Luhut, dalam peluncuran buku Tentara Kok Mikir? (2021) yang menceritakan kehidupan dan pemikiran Agus Widjojo, Rabu (25/8/2021).
Baca juga: Agus Widjojo: Rekonsiliasi Akan Lebih Komprehensif Ketimbang Pengadilan HAM
Dari kalah persaingan tersebut, Luhut kemudian mulai mengenal sosok Agus semasa mengarungi pendidikan Taruna di Akmil.
Sejak itu, Luhut pun mulai mengetahui kepribadian Agus yang ternyata dalam kesehariannya tak pernah jauh dari buku.
Menurut dia, Agus merupakan sosok yang pintar dan pemikir. Baginya, sulit mencari sosok kepribadian yang serupa dengan Agus.
"Memang Pak Agus ini tidak lepas dari buku karena senang menulis, senang membaca dan tidak senang berpura-pura," kata Luhut.
Baca juga: Gubernur Lemhannas: Isu Komunisme Sengaja Dimunculkan untuk Kepentingan Politik
Selain itu, Luhut mengatakan bahwa Agus merupakan seorang Jenderal TNI yang melampaui zamannya.
Menurut dia, Agus Widjojo mempunyai gagasan yang berbeda. Misalnya, soal gagasan mengenai posisi dan organisasi TNI saat itu.
Gagasan ini juga yang membuat Agus kerap berbenturan dengan sejumlah pihak.
"Tapi saya selalu mengatakan bahwa Agus itu selalu berpikir ke depan di zamannya," tutur Luhut.
Baca juga: Bertemu Lemhannas, Jokowi Terima Masukan soal Mewujudkan Ketahanan Pangan
Terkait dengan buku Tentara Kok Mikir?, Luhut menyebut buku tersebut mengingatkan dirinya ketika masih aktif di dunia kemiliteran.
"Judul 'Tentara Kok Mikir?', ini secara langsung menguliti ingatan saya ketika saya masih memanggul ransel dulu," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.