Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Anggotanya Ditangkap Densus 88, Kelompok JI Dinilai Kian Kuat

Kompas.com - 23/08/2021, 13:30 WIB
Tsarina Maharani,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) Alif Satria menilai basis massa kelompok Jamaah Islamiyah (JI) makin kuat.

Sejak 2008, Alif mengatakan, JI fokus membangun basis massa melalui kegiatan-kegiatan dakwah.

"Menurut saya iya (semakin kuat). JI sejak tahun 2008 berubah fokus dari kekerasan menjadi dakwah. Selama satu dekade ke belakang, JI banyak membangun infrastruktur sosial, ekonomi, dan edukasi mereka," kata Alif saat dihubungi, Senin (23/8/2021).

Ia berpendapat, banyaknya penangkapan terhadap anggota JI dalam beberapa waktu belakangan ini menunjukkan bahwa program pembangunan ulang (rebuilding) kelompok ini berhasil.

Kendati begitu, Alif mengatakan, sejak dulu JI sudah menjalankan konsep membangun jemaah sebelum melakukan serangan. Cara mendekatkan diri dengan masyarakat ini yang terus berubah seiring berjalannya waktu.

Baca juga: 3 Terduga Teroris yang Ditangkap Jelang HUT RI Ditahan di Mapolda Sulsel

Karena itu, Alif mengaku tidak kaget dengan metode penggalangan dana yang dilakukan kelompok JI, yaitu melalui Syam Organizer.

Lembaga ini mengklaim sebagai penyalur dana kemanusiaan, baik ke dalam maupun luar negeri. Mereka menempatkan sejumlah kotak amal di toko-toko yang banyak dikunjungi masyarakat.

"JI memang sebuah organisasi teroris yang dari dulu tujuan utamanya adalah membangun sebuah jemaah atau umat yang dapat dimobilisasi untuk melakukan serangan," ujarnya.

Menurut Alif, Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri telah menunjukkan bahwa negara tidak lengah terhadap ancaman kelompok JI dengan menangkap banyak anggotanya.

Ia menilai, setidaknya penangkapan-penangkan ini membuat kelompok JI sadar bahwa gerakannya sudah tidak sebebas dulu lagi.

"Ini juga menunjukkan bahwa Densus 88 tidak lengah dan justru efektif untuk menangkap anggota-anggota JI," ucapnya.

Baca juga: BIN Antisipasi Munculnya Kelompok Teroris Tanah Air yang Berafiliasi dengan Taliban

Namun, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dilakukan kelompok ini di masa mendatang, Alif mengatakan, Densus 88 dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) perlu lebih jeli memantau setiap pergerakan dan pendanaan kelompok JI.

Selain itu, pemerintah harus segera melakukan reformasi penjara. Sebab, salah satu dampak efektivitas Densus 88 dalam menangkap anggota teroris sejak 2018 adalah meningkatnya secara signifikan jumlah teroris yang dipenjara.

"Kalau ini tidak diikuti oleh prison reform yang bagus, misal training penjaga lapas dan pembaruan infrastruktur, penjara bisa jadi sarana bagi tahanan-tahanan ini untuk semakin radikal," kata Alif.

Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengungkapkan, penangkapan teroris yang terafiliasi dengan kelompok JI terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2019, Densus menangkap 25 tersangka, bertambah pada 2020 menjadi 64 tersangka, dan sepanjang Januari-Agustus 2021 terdapat 123 tersangka yang ditangkap.

Baca juga: Pengamat: Perlu Strategi Baru untuk Memahami Kelompok Jamaah Islamiyah

Penangkapan pada 2021 salah satunya dilakukan sepekan terakhir, yakni pada 12-20 Agustus 2021.

Aswin mengingatkan, selain soal serangan, penangkapan yang meningkat dari tahun ke tahun juga memperlihatkan bahwa JI merupakan organisasi gerakan yang mampu beradaptasi dan mengembangkan gerakan tanpa disadari masyarakat.

"JI sangat lihai menyesuaikan dengan kondisi yang ada, mungkin ikut berpolitik, menyusup ke masyarakat, menggunakan cara-cara yang terlihat damai," kata Aswin dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (20/8/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com