JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa mengatakan, demokrasi merupakan instrumen untuk berlomba-lomba menciptakan kebaikan dan kebajikan.
Oleh karena itu, PPP terpanggil untuk membuktikan bahwa fungsi pokok demokrasi adalah untuk mensejahterakan umat, memuliakan rakyat, serta membangun bangsa.
"Demokrasi bukanlah alat untuk memecah belah, demokrasi bukan alat untuk saling mencaci, membenci," kata Suharso dalam acara pidato kebangsaan Ketua Umum Partai Politik memperingati 50 Tahun CSIS Indonesia, Jumat (20/8/2021).
"Demokrasi wajib dijadikan instrumen untuk saling mendukung, memuliakan dan saling membesarkan dengan berlomba-lomba menebar manfaat dan kemaslahatan bagi sesama dan semesta," imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Suharso menegaskan bahwa kebaikan dan kebajikan demokrasi adalah dalam rangka mensejahterakan seluruh rakyat.
Baca juga: Songsong Indonesia Emas 2045, PPP Ingin Sandingkan Islam dan Demokrasi
Ia pun menekankan, demokrasi jangan hanya dijadikan alat untuk melayani penguasa, melainkan seluruh umat, rakyat dan bangsa.
"Demokrasi bukan lah melayani segelintir elite kuasa atau yang berpunya. Berdemokrasi adalah proses pembuktian bahwa tak ada satupun, tak ada satu orang pun yang ditinggal, atau tertinggal," tegas dia.
Lebih lanjut, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) itu mengaku bahwa PPP sebagai partai berlandaskan Islam Rahmatan Lil Alamin ingin membuktikan bahwa tidak ada pertentangan antara Islam dan demokrasi.
Sebab, menurutnya demokrasi bukanlah ideologi, melainkan tata cara atau tata laksana.
Sementara itu, Islam adalah sebuah sistem nilai yang utuh dan menyeluruh untuk mengatur hidup manusia.
Ia pun ingin agar Indonesia menjadi model bagi negara lain untuk menyatukan antara Islam dan demokrasi.
Baca juga: Ketum PPP: Demokrasi Wajib Hasilkan Kesejahteraan, Bukan Layani Segelintir Elite
Ia mengaitkan hal tersebut karena melihat Indonesia sebagai negara berpopulasi muslim terbesar di dunia, tetapi menggunakan demokrasi dalam kehidupan berbangsa bernegara.
"Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, harusnya kita bisa menjadi sebuah model yang penting, tentu kalau kita sukses mempraktikkan demokrasi," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.