Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Tidak Bisa Nasib Bangsa Ini Dibiarkan "Keleleran"

Kompas.com - 19/08/2021, 06:16 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden kelima Republik Indonesia sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, nasib bangsa Indonesia tidak boleh dibiarkan terlantar.

Hal itu disampaikannya saat memberikan pengarahan kepada para Purna Paskibraka Duta Pancasila di Istana Merdeka, Rabu (18/8/2021).

"Endak (tidak) bisa nasib bangsa ini hanya dibiarkan keleleran (terlantar). Tidak ada kerencanaan masa depan. Termasuk pemuda-pemudinya," ujar Megawati sebagaimana dikutip dari tayangan video YouTube Sekretariat Presiden, Rabu malam.

Megawati menekankan, pemuda merupakan tameng negara.

Dia lantas menceritakan saat masih menjadi pelajar, dirinya pernah ikut menjadi sukarelawan ketika Presiden pertama RI Soekarno menyerukan politik Dwi Kora.

Baca juga: Ini Anggota Paskibraka yang Bertugas Menurunkan Bendera, Pembentang, dan Pengerek

Megawati menuturkan, sebagai putri presiden dirinya saat itu bisa saja menolak.

Namun, dia bersama rekan-rekan remaja lain memilih bergabung dan menjalani pelatihan di Lapangan Banteng. Salah satunya pelatihan baris-berbaris.

"Kenapa sih? Itu kecintaan kita pada negara. Kalian harus menjadi duta Pancasila. Menjadi orang politik. Politik beneran, bukan politikus orang yang hanya mau mejeng saya bilang. Tapi benar-benar bela negara," tutur Megawati.

Dia mengingatkan bahwa menjadi duta Pancasila yang memasyarakatkan nilai-nilai Pancasila bukan pekerjaan mudah.

"Kalau endak sanggup sori. (Bilang) Saya endak siap (lalu) mundur monggo. Ini bukan kerja gampang. Saya sudah bicara sama Pak Jokowi. Ini kebetulan ada Menpora," tegas Megawati.

Lebih lanjut dia menyinggung penerapan nilai-nilai Pancasila oleh seorang pemimpin.

Baca juga: Megawati: Saya Dukung Pak Jokowi, Mau Di-bully 1.000 Kali, Enggak Takut Saya

Megawati mencotohkan, dirinya sudah berkeliling wilayah Indonesia, termasuk ke daerah-daerah terpencil seperti Dobo, Tobelo dan Jailolo.

"Saya sampai bilang ke Pak Presiden (Jokowi). Bapak kita taruhan yuk. Bapak sudah pernah belum ke Dobo. Beliau belum. Makanya saya mau tagih janji. Meski Dobo itu kecil di daerah kepulauan Maluku situ," katanya.

"Saya pernah ke Tobelo, sama Jailolo, hayo di mana? Itu karena apa? Kita sebagai pemimpin turun ke bawah. Lihat nasib rakyat kita. Seperti sekarang beliau (presiden lakukan)," tambah Ketua Umum PDIP ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com