Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Kurangi Peran Militer dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Kompas.com - 18/08/2021, 16:16 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - LaporCovid-19 merekomendasikan pemerintah untuk mengurangi peran militer atau TNI/Polri dalam penanganan Covid-19.

Relawan LaporCovid-19 Firdaus Ferdiansyah mengatakan, pemerintah mesti mengubah pendekatan penanganan pandemi Covid-19 menjadi lebih demokratis sesuai dengan keilmuan medis.

"Pemerintah mesti mengubah pendekatan kekuasaan yang lebih demokratis sesuai keilmuan medis dan saintiifk serta mengurangi peran militer sesuai porsinya," kata Firdaus dalam konferensi pers "Paparan Kajian LaporCovid-19: Kekuasaan dan Peran Militer dalam Merespon Pandemi Covid-19", Rabu (18/8/2021).

Baca juga: Panglima TNI Apresiasi Dedikasi Nakes Tanggulangi Pandemi

Firdaus mengatakan, hal itu bisa dilakukan pemerintah dengan memprioritaskan kesehatan masyarakat yang berpusat pada hak asasi manusia serta mereformasi kebijakan yang cenderung melanggar hak atas kesehatan.

Dalam paparannya, Firdaus menuturkan, pengerahan militer dalam penanganan pandemi diawali ketika unsur TNI/Polri masuk dalam jajaran Gugus Tugas Penanganan Covid-19.

Namun, Firdaus menyebutkan saat ini TNI/Polri telah terlibat cukup jauh, misalnya dengan menjadi petugas lacak kontak erat serta penegakan protokol kesehatan.

Ia mempersoalkan sanksi-sanksi fisik yang diterapkan oleh personel TNI/Polri terhadap warga yang melanggar protokol kesehatan seperti dengan push-up, menembak meriam air, bahkan ada yang melakukan pemukulan dan penganiayaan.

Baca juga: TNI: Pemerintah Berupaya Keras Penuhi Kebutuhan Stok Vaksin Covid-19

Padahal, kata Firdaus, keterlibatan TNI/Polri dinilai tidak cukup efektif untuk menegakkan protokol kesehatan di tengah masyarakat karena LaporCovid-19 masih menerima banyak laporan terkait ketidakpatuhan atau pelanggaran protokol kesehatan.

Ia juga khawatir, pendekatan yang dilakukan oleh TNI/Polri dapat menjadi masalah berkepanjangan yakni turunnya kepercayaan dan partisipasi masyarakat.

"Kepercayaan dan partisipasi masyarakat akan semakin melemah terlebih apabila justru pendekatan yg dilakukan cenderung represif dan tidak konsisten dengan prinsip kesehatan masyarakat dan hak asasi manusia," kata dia.

Baca juga: Panglima TNI Mutasi dan Promosi 21 Perwira Tinggi, Ini Daftarnya...

Selain itu, Firdaus juga menyoroti peran TNI/Polri dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang dinilai menyebabkan distribusi vaksin yang tidak merata.

"Banyak laporan, puskesmas atau faskses kehabisan stok vaksin tetapi ternyata vaksinasinya diselenggarakan pada sentra-sentra milik TNI/Polri," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com