Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Ekspor, Jokowi Ingin Produksi Buah Nusantara Ditingkatkan

Kompas.com - 09/08/2021, 14:43 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin Indonesia terus meningkatkan ekspor buah. Ia menyebutkan, potensi pasar ekspor masih terbuka lebar. Peluangnya pun sangat menjanjikan.

"Kita ingin buah Nusantara makin disukai, makin digemari, bukan hanya oleh masyarakat di dalam negeri, tapi juga mulia masuk ke pasar internasional," kata Jokowi saat membuka acara Gelar Buah Nusantara melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (9/8/2021).

Saat ini RI sudah mengekspor mangga, nanas, pisang, hingga manggis ke berbagai negara. Namun, presiden ingin mengekspor lebih banyak lagi buah-buahan nusantara.

Untuk bisa masuk pasar internasional, kata Jokowi, kuncinya hanya satu, buah Nusantara harus makin berdaya saing, baik dari sisi harga maupun kualitas.

Baca juga: Jokowi: Tingkat Konsumsi Buah-buahan Indonesia Rendah, Jauh dari Rekomendasi WHO

Kemudian, harga buah harus kompetitif, cita rasanya terjaga, pasokannya berlanjut, produksinya tidak pernah putus, kemasannya juga menarik.

"Karena itu ekosistem usaha buah nusantara harus terus ditata, mulai dari hulu sampai hilir," ucapnya.

Jokowi ingin petani buah dibantu dengan informasi dan sains terbaru agar produktivitasnya makin meningkat.

Akses pada permodalan juga perlu diperkuat. Teknologi penyimpanan harus semakin baik, rantai pasok (supply chains) harus semakin efisien, konektivitas antardaerah juga harus makin lancar.

"Promosi buah nusantara di dalam negeri maupun di luar negeri juga harus terus ditingkatkan dengan menghadirkan strategi marketing yang lebih menarik, menggunakan cara-cara kekinian dengan memanfaatkan kemajuan teknologi," kata presiden.

Jokowi pun mengajak masyarakat untuk lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur. Di masa pandemi seperti ini, konsumsi buah penting untuk menjaga stamina dan meningkatkan imunitas tubuh agar terhindar dari penyakit.

Meski Indonesia memiliki banyak buah-buahan khas nusantara, tingkat konsumsi buah masih rendah yakni 88,5 gram per orang setiap hari. Angka ini masih jauh di bawah rekomendasi World Health Organization (WHO) sebesar 150 gram per orang per hari.

Baca juga: Jokowi Larang Ekspor Bentuk Umbi, Ini Alasan Porang Diburu Orang

Oleh karenanya, Jokowi mengajak masyarakat lebih banyak lagi mengonsumsi buah-buahan nusantara. Ia menyebut, kandungan gizi buah dalam negeri tidak kalah dibandingkan buah impor.

Dengan mengonsumsi buah nusantara, kata Jokowi, masyarakat bukan saja menambah asupan gizi di masa pandemi, tapi juga membantu petani-petani buah agar makin produktif dan sejahtera.

"Para pelaku usaha buah juga akan semakin berkembang sehingga ekosistem usaha buah nasional bergerak semakin maju," kata presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com