JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Lenny N Rosalin berharap pelaksanaan pengarusutamaan gender (PUG) dapat memperkecil kesenjangan gender.
Lenny mengatakan, salah satu aspek penting dalam PUG adalah pada tahap perencanaan dan penganggaran yang harus mengintegrasikan perspektif gender.
Jika hal tersebut sudah dirancang dengan baik, kata dia, maka seluruh perangkat daerah terkait siap melaksanakannya.
“Hasil tahap pelaksanaan inilah yang harus kita ukur dan harus benar-benar memberikan dampak perubahan, yaitu mengecilnya kesenjangan gender," kata Lenny, dikutip dari siaran pers, Jumat (30/7/2021).
Lenny mengatakan, pelaksanaan PUG harus diupayakan terlaksana secara holistik dan berkelanjutan.
Baca juga: 5 Perempuan Atlet Dunia Pendobrak Hambatan Gender
Pasalnya, hal tersebut juga akan meningkatkan kinerja negara, yang diukur dari Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).
Apalagi, kata dia, sejak dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang PUG dalam Pembangunan Nasional, strategi PUG diharapkan telah membumi di seluruh tahap pembangunan pusat maupun daerah.
Sebab dalam aturan tersebut seluruh pimpinan lembaga pemerintah, baik pusat maupun daerah diharuskan untuk mengintegrasikan gender ke dalam semua dimensi pembangunan.
Mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi dan audit.
"Inpres tersebut sudah berusia lebih dari 20 tahun. Oleh karenanya, kita perlu me-review kemajuan-kemajuan kesetaraan gender yang terjadi di seluruh Indonesia,” kata Lenny.
Sementara itu, Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda, dan Olahraga Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Woro Srihastuti mengatakan, selama ini program dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah masih bias gender.
Baca juga: Kesenjangan Gender Tingkatkan Risiko Kematian Ibu Melahirkan hingga Kekerasan terhadap Perempuan
Menurut dia, analisis gender pada setiap program dan kebijakan pun penting dilakukan.
“Seringkali program dan kebijakan yang dikeluarkan masih bias gender, padahal kebutuhan dan pengalaman hidup perempuan dan laki-laki jelas berbeda," kata dia.
Melalui analisis gender, kata dia, maka kebutuhan perempuan dan laki-laki yang belum terpenuhi pun bisa diketahui.
Termasuk dapat mengeluarkan program dan kebijakan yang lebih tepat sasaran.
"PUG juga merupakan strategi mengintegrasikan perspektif dan pandangan kita dalam melakukan analisa gender dalam proses pembangunan,” ucap Woro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.