JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengungkapkan sulitnya pengejaran terhadap teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah karena adanya simpatisan yang mendukung mereka.
Selain itu, medan yang berat juga menjadi tantangan personel gabungan TNI-Polri dalam menumpas para teroris.
"Selain medan yang berat, hal utamanya karena masih adanya simpatisan yang mendukung mereka," kata Abdul Rakhman saat menerima kunjungan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dikutip dari keterangannya, Rabu (28/7/2021).
"Kalau mau cepat selesai ya tidak ada simpatisan. Tidak ada gerakan-gerakan yang mendukung mereka, maka kasus Poso akan cepat selesai," ujar dia.
Baca juga: Identifikasi 3 Jenazah Teroris Poso, Satgas Madago Raya Ambil Sampel DNA dari Keluarga
Ia mengatakan, kini daftar pencarian orang (DPO) teroris MIT di Poso tersisa 6 dari 9 orang.
Sebanyak tiga orang lainnya tewas dalam kontak tembak dengan aparat pada Minggu (11/7/2021) dan Sabtu (17/7/2021).
Abdul Rakhman menyatakan, Satuan Tugas Madago Raya mengedepankan tindakan lunak dengan mengimbau para DPO teroris segera menyerahkan diri.
"Mengimbau DPO teroris untuk menyerahkan diri, kecuali bila bertemu di lapangan maka akan terjadi tindakan tegas terukur," ujar dia.
Menurut Rakhman, salah satu pekerjaan rumah di Poso yaitu menyelenggarakan kontraradikalisme.
Baca juga: DPO Teroris MIT di Poso Sisa 6 Orang, Polri Minta Serahkan Diri
Hal ini demi mendukung pembangunan infrastruktur dan ekonomi masyarakat setempat.
"Seandainya enam orang DPO teroris bisa diselesaikan, tetapi masalah radikalisme dan kontraradikalisme yang harus dilakukan, bagaimana pembangunan infrastruktur dan meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Poso," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengapresiasi kerja Satgas Madago Raya. Ia pun berharap aksi terorisme di Poso dapat segera dituntaskan.
"Mereka (teroris) kelompok membahayakan kehidupan masyarakat. Tentunya kita berharap ke depan operasi Satgas Madagoraya dapat menuntaskan sisa DPO MIT Poso," kata Boy Rafli.
Baca juga: Kepala BNPT: Covid-19 Insya Allah Bisa Diatasi, tapi Virus Radikal Terorisme Tak Bisa Diprediksi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.