JAKARTA, KOMPAS.com - Program vaksinasi Covid-19 massal menjadi upaya pemerintah untuk menekan laju penularan Covid-19.
Kendati demikian, praktik vaksinasi Covid-19 di lapangan kini terhambat lantaran pemerintah belum mampu mencapai target suntikan harian.
Mulanya, pemerintah menargetkan 1 juta suntikan vaksin Covid-19 per harinya. Target tersebut pernah tercapai pada 26 Juni tepatnya sebanyak 1,3 juta suntikan vaksin Covid-19.
Baca juga: Menkes Sebut Stok Vaksin Saat Ini 22 Juta Dosis, Tak Sampai untuk 1 Bulan
Presiden Jokowi lantas meningkatkan target menjadi 2 juta suntikan per hari untuk mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity) guna memutus penularan Covid-19.
Tak tanggung-tanggung, Jokowi bahkan menginginkan vaksin harian mencapai 5 juta suntikan.
Namun, sejak rekor 1 juta suntikan vaksin tercapai, jumlah penyuntikan kembali menurun di bawah 1 juta. Bahkan hingga kini jumlah penyuntikan juga belum pernah mencapai angka 2 juta sebagaimana yang dicanangkan pemerintah.
Adapun dari target 208.265.720 orang, baru 18.129.878 yang telah mendapat dosis lengkap vaksinasi Covid-19 atau setara dengan 8,7 persen.
Terhambatnya vaksinasi Covid-19 terjadi karena stok vaksin yang kurang di sejumlah daerah.
Hal itu diakui Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nuraini. Ia mengatakan, sejak Januari sampai Juli 2021 mereka hanya mendapatkan sebanyak 1,6 juta dosis vaksin Covid-19. Dari total jumlah tersebut hanya tersisa 100.000 dosis untuk tahap kedua.
Baca juga: Jokowi Minta MUI Ajak Umat Patuhi Protokol Kesehatan, Jelaskan soal Vaksin Covid-19
"Sisa vaksin tidak ada lagi, bisa dikatakan habis. Kalau pun ada itu untuk dosis dua," kata Lesty dalam pemberitaan Kompas.com, Rabu (21/7/2021).
Lesty menerangkan, setiap bulan, Sumatera Selatan hanya mendapatkan 150.000 vial vaksin. Sementara, idealnya, untuk mengejar target percepatan vaksin Covid-19 mencapai 70 persen yakni 300.000 setiap bulannya.
Meski demikian, kelangkaan vaksin Covid-19 ini menurut Lesty bukan hanya terjadi di Sumatera Selatan. Namun, stok vaksin Covod-19 habis atau menipis juga terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
"Karena memang vaksin ini terbatas, jadi kita maklum juga," ujarnya.
Hal senada dilontarkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ia mengeluhkan kurangnya stok vaksin yang dialokasikan oleh Kementerian Kesehatan. Kurangnya stok vaksin mengakibatkan jumlah cakupan vaksinasi di Jawa Tengah masih rendah.
Baca juga: Pengusaha Mal di Jakarta Tak Setuju Pengunjung Harus Tunjukkan Sertifikat Vaksin
Hal itu ia ungkapkan saat rapat koordinasi (Rakor) terkait penanganan Covid-19 di Jawa Tengah dengan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin, Jumat (23/7/2021).