Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dukung Ekonomi Biru, Kementerian KP Dorong Riset Olahan Rumput Laut Nirlimbah

Kompas.com - 24/07/2021, 13:12 WIB
Inang Sh ,
Anissa DW

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melakukan riset pengolahan rumput laut tanpa limbah.

Riset tersebut dilakukan untuk mewujudkan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Sebab, sebagai salah satu negara eksportir rumput laut terbesar dunia, Indonesia perlu mengembangkan pengolahan rumput laut untuk menghasilkan nilai tambah.

Data pada 2018 menyebutkan, Indonesia menjadi eksportir rumput laut tertinggi dunia, yakni 192,28 ton yang didominasi jenis Eucheuma cottonii.

Indonesia juga masuk dalam jajaran produsen utama rumput laut dunia dan menguasai lebih dari 80 persen supply share, terutama untuk tujuan ekspor ke China.

Pada 2019, jumlahnya meningkat menjadi 209,24 ton. Hal ini menandakan produksi rumput laut di Indonesia bertambah setiap tahunnya.

Baca juga: Kementerian KP Ajak Pemerintah Vietnam Perangi Penyelundupan Benih Lobster

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja pada live webinar Pengolahan Produk bertema Industri Rumput Laut Nirlimbah, Kamis (22/7/2021), mengatakan, produksi tersebut sangat luar biasa sehingga perlu dipikirkan nilai tambahnya.

“Ya, ini yang harus kami pikirkan dan kembangkan supaya pemanfaatannya semaksimal mungkin sehingga bisa dinikmati rakyat Indonesia,” ujarnya dalam acara yang digelar Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) BRSDM.

Oleh karenanya, lanjut Sjarief, hal tersebut menjadi tantangan bagi para peneliti, saintis, dan semua pihak agar semua jenis rumput laut yang tumbuh di Indonesia mampu diarahkan untuk menjadi produk-produk yang memberi kemanfaatan untuk masyarakat luas.

Rencananya, rumput laut tersebut akan diolah menjadi produk kosmetik, farmasi, makanan, bumbu, agar-agar, puding, jeli, dan pangan fungsional lainnya.

Sjarief menambahkan, upaya pengolahan tersebut harus juga dipikirkan agar bisa menghasilkan produk yang memberi kemanfaatan tinggi.

Baca juga: Atasi Krisis Pangan Global, Ahli Sebut Larva dan Rumput Laut Bisa Jadi Sumber Makanan Sehat

“Selain itu, produk-produk yang dihasilkan juga tidak menghasilkan limbah yang akhirnya dapat menjadi masalah baru bagi industri dan lingkungan sekitarnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (24/7/2021).

Pengolahan limbah

Adapun limbah dari pengolahan rumput laut Gracilaria dan Cottonii dalam negeri menghasilkan limbah cair sebanyak 8.174.150 meter kubik (m3) dan limbah padat sebanyak 62.506 ton per tahun.

Sjarief menyebutkan, limbah tersebut perlu dimanfaatkan sehingga sejalan dengan blue economy yang dicanangkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang menjadi arah pembangunan sektor kelautan dan perikanan.

Potensi pemanfaatan limbah cair tersebut, antara lain daur ulang dan pupuk cair. Sementara, limbah padat dapat menjadi bahan baku keramik, particle board, pupuk, dan bata ringan.

Untuk itu BBRP2BKP telah melakukan riset terkait pengolahan rumput laut tanpa limbah dan menjalin sejumlah kerja sama.

Baca juga: Mudahkan Nelayan Tangkap Ikan, Kementerian KP Kembangkan Aplikasi Laut Nusantara

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com