Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Ingatkan Ibu-ibu Jangan Terlalu Banyak Nonton Sinetron

Kompas.com - 23/07/2021, 17:00 WIB
Sania Mashabi,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan para ibu untuk tidak terlalu banyak menonton sinetron.

Ia mengatakan, para ibu juga harus pandai mengatur waktu untuk memperhatikan anak dan gizi mereka agar bisa tumbuh maksimal.

"Coba bayangkan kalau kita melihat di lingkungan kita, ada anak orang atau anak kita sendiri menjadi stunting," kata Megawati dalam acara puncak Hari Anak Nasional Tahun 2021 yang digelar secara daring, Jumat (23/7/2021).

"Stunting itu apa? Anak-anak itu tidak tumbuh, tidak ada perkembangan. Karena apa? Karena kekurangan gizi. Karena mungkin ibunya sibuk, jangan terlalu banyak nonton sinetron," ujar dia.

Mega memahami seorang ibu tentu perlu waktu untuk beristirahat sehingga kehidupan dalam keluarga bisa bahagia.

Baca juga: Ketua Komisi III Minta Aparat Kedepankan Diversi Dalam Penegakkan Anak

Namun, kebahagiaan yang muncul harus lahir batin terutama juga bagi anak. Dalam hal ini,  kondisi tumbuh kembang anak yakni harus sehat, riang, pintar, pandai, berolahraga dan mencintai kehidupan.

"Ibu-ibu mungkin pernah dengar ada istilah surga di bawah telapak kaki ibu, luar biasa," ungkapnya.

"Bayangkan sampai kita diberi kehormatan yang sangat luar biasa apa artinya supaya anak-anak kita mendapat perlindungan, disayangi, diajarkan etika, diajarkam norma-norma kehidupan," lanjut Mega.

Selain itu, Ketua Umum PDI Perjuangan ini juga menyoroti masih adanya kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga.

Baca juga: Megawati: Banyak Anak-anak Sekarang Tidak Menghormati Gurunya

Padahal, kata dia, setiap orang tidak boleh saling menyakiti satu sama lain dan justru saling menyayangi.

"Ibu suka dengar keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Itu semua bunyi yang bagus tetapi Ibu juga sedih sekarang banyak yang namamya kekerasan dalam rumah tangga," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com