Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LaporCovid-19: Percuma Angka Kasus Covid-19 Turun kalau Jumlah Testing Merosot

Kompas.com - 22/07/2021, 13:52 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Co-Founder LaporCovid-19 Irma Hidayana mengatakan, percuma jumlah angka kasus Covid-19 harian turun apabila jumlah testing turut merosot.

Tanpa ada testing yang masif, penularan Covid-19 dan kematian tak bisa diketahui dengan pasti jumlahnya.

"(Data) kemarin jumlah tes hanya sedikit sekali, hanya sekitar 65.000, saya tidak lihat (data) antigen ya, saya lihat PCR dan TCM. Kemudian positivity rate kita masih cukup tinggi, berkisar 40 persen setiap hari, yang paling penting positivity rate ini. Enggak ada gunanya kita melihat angka kasus yang turun tapi disertai turunnya jumlah tes," jelas dia dalam diskusi virtual yang diadakan Indonesia Corruption Watch (ICW), Kamis (22/7/2021).

Baca juga: LaporCovid-19 Ungkap Ada Warga yang Isoman, tapi Tak Diperhatikan Puskesmas

Jik membandingkan kematian Covid-19 di Indonesia dengan beberapa negara lain, angka di sini memang lebih kecil. Tapi, itu karena testing yang rendah.

Irma mengajak masyarakat untuk juga melihat angka pemeriksaan Covid-19 setiap harinya. 

"Maka yang perlu dilihat itu testingnya, karena angka kasus tidak ditemukan, kematian terkonfirmasi tidak akan ditemukan dan tidak akan dihitung kalau tidak dites PCR," kata dia.

"Bagaimana mereka yang meninggal yang menunjukan gejala klinis tapi tidak punya akses untuk melakukan PCR? Dan saya kira itu masih banyak sekali di Indonesia," sambungnya.

Irma menuturkan, mestinya testing menjadi prioritas dan kewajiban pemerintah selain program percepatan vaksinasi.

Sebab masih banyak masyarakat yang tidak memiliki cukup biaya atau akses untuk bisa melakukan testing misalnya dengan menggunakan metode PCR yang terhitung memakan biaya tidak murah.

"Karena sebenarnya (testing) itu tugas negara untuk memenuhi hak atas kesehatan, melalui testing, atau vaksinasi dan lain sebagainya," imbuhnya.

Baca juga: LaporCovid-19: 548 Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isolasi Mandiri, Jawa Barat Terbanyak

Diketahui pekan lalu sejak Rabu (14/7/2021) hingga Sabtu (17/7/2021) penambahan kasus harian Covid-19 selalu melewati angka 50.000, namun jumlah testing pada periode tersebut tak pernah kurang dari 240.000 spesimen.

Namun mulai Minggu (18/7/2021) penurunan kasus harian tercatat berada dibawah 35.000 karena jumlah testing juga menurun.

Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menjelaskan kondisi ini belum bisa menjadi patokan bahwa penurunan penyebaran Covid-19.

"Kita belum melewati puncak pandemi, penurunan kasus itu di tengah penurunan jumlah testing dan positivity rate yang meningkat. Jadi tidak mencerminkan adanya penurunan sebetulnya," ucap Dicky pada Kompas.com, Senin (19/7/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com