Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Jaga Penerapan Prokes selama Idul Adha, Pendamping Desa Diapresiasi Gus Halim

Kompas.com - 21/07/2021, 12:40 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar (Menteri Desa PDTT) mengapresiasi langkah cepat pendamping desa dalam menjaga penerapan protokol kesehatan (prokes) selama pelaksanaan Idul Adha 1442 Hijriah.

Menteri yang akrab disapa Gus Halim itu menjelaskan, pendamping desa telah berkoordinasi dengan pihak kabupaten untuk menegakkan prokes, seperti memakai masker, tidak berkerumun, dan menjaga jarak saat pembagian kurban.

"Pendamping desa telah membantu proses ibadah kurban di desa dengan tetap menjaga prokes demi menjaga keselamatan warga desa," katanya, Rabu (21/7/2021).

Dia menjelaskan, pendamping desa dan relawan juga mengatur pelaksanaan shalat Idul Adha dengan cermat, seperti memilih tempat shalat agar ada jarak aman antarjemaat.

Kemudian, warga desa langsung diarahkan untuk pulang ke rumah masing-masing usai pelaksanaan khutbah Idul Adha.

Baca juga: Kemnaker Bersama Kemendes dan UNISA Berdayakan Masyarakat Desa, Ini Tiga Poin Kerja Samanya

"Sepanjang 2021, sebanyak 26.730 desa telah membagikan masker kepada warganya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Gus Halim pun memberi pujian karena pelaksanaan dan pembagian daging kurban tetap menjaga prokes, seperti para pelaksana tetap menggunakan masker dan menjaga jarak saat memotong daging kurban.

Tak hanya itu, pembagian daging kurban juga tetap menerapkan prokes, seperti panitia harus menggunakan masker selama proses membagi daging kurban dan hanya meletakkan di depan rumah warga penerima.

Pembagian daging kurban di lokasi penyembelihan juga diatur agar tidak menghasilkan kerumunan penerima.

Baca juga: Gus Halim Ajak Umat Islam Jalankan Ibadah Kurban dengan Lebih Bermakna

"Bahkan ada juga pendamping desa yang mengawasi pembagian bantuan langsung tunai (BLT) dana desa yang juga mengutamakan prokes," katanya.

Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta tersebut pun mengingatkan, tugas pendamping desa harus menjadi mata hati dan kaki tangannya kepala daerah.

Dia menjelaskan, selain melakukan pendampingan, pendamping desa dituntut pula lihai membaca dan menganalisis persoalan yang dihadapi masyarakat desa dan melaporkannya kepada bupati atau wali kota setempat.

Tidak hanya pendamping desa, Gus Menteri mengatakan, para relawan desa juga terus mengampanyekan prokes, seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Baca juga: Gus Halim Sebut Penyaluran BLT Dana Desa Sudah Capai Rp 5,9 Triliun

Bahkan berdasarkan laporan dari Pendamping Desa Relawan Lawan Covid-19, Gus Menteri mengatakan, mereka telah melakukan penyemprotan disinfektan di masjid-masjid dan lapangan lokasi penyelenggaraan shalat Idul Adha.

"Saat ini telah terbentuk 1.117.066 Relawan dan telah 26.083 desa yang telah lakukan penyemprotan disinfektan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com