Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE 13 Juli: 227.083 Spesimen Terkait Covid-19 Diperiksa, Positivity Rate Versi PCR 41,51 Persen

Kompas.com - 13/07/2021, 17:13 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berupaya meningkatkan jumlah pemeriksaan atau testing Covid-19 di saat penularan virus corona semakin tinggi.

Selama 24 jam terakhir, pemerintah memeriksa 227.083 spesimen Covid-19.

Rinciannya, sebanyak 150.552 spesimen diperiksa melalui tes swab polymerase chain reaction (PCR), 844 spesimen melalui tes cepat molekuler (TCM), dan 75.717 spesimen melalui tes rapid antigen.

Dengan demikian, hingga Selasa (13/7/2021), secara kumulatif pemerintah telah memeriksa 22.133.149 spesimen Covid-19 dari 14.929.865 orang yang diambil sampelnya.

Baca juga: UPDATE 13 Juli: Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tercatat 407.709

Informasi tersebut disampaikan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 kepada wartawan, Selasa sore.

Sebagai catatan, satu orang dapat diambil spesimen lebih dari satu kali.

Positivity rate

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, sebanyak 227.083 spesimen yang diperiksa dalam 24 jam diambil dari 159.354 orang.

Jumlah ini terdiri dari 96.636 orang diperiksa menggunakan real time swab test PCR dan 780 menggunakan TCM.

Kemudian, ada 61.938 orang yang diambil sampelnya menggunakan tes antigen.

Hasilnya, sebanyak 47.899 orang diketahui positif Covid-19. Jumlah itu didapatkan dari 39.910 hasil swab PCR, 526 dari TCM, dan 7.463 dari antigen.

Dari data tersebut, maka positivity rate kasus positif Covid-19 harian adalah 30,06 persen.

Baca juga: UPDATE: Tambah 47.899 Kasus Baru Covid-19, Rekor Tertinggi Kembali Dicatat RI

Namun jika tanpa menggunakan hasil positif dari tes antigen atau hanya menghitung dari metode swab PCR dan TCM, positivity rate menunjukan angka lebih tinggi yakni mencapai 41,51 persen.

Jumlah ini dapat dibilang masih jauh dari standar ideal versi Badan Kesehatan Dunia atau WHO, yaitu 5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com