Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajak Penyintas Covid-19 Donasi Plasma Konvalesen, Anggota DPR: Setetes Darah Sangat Berarti

Kompas.com - 03/07/2021, 10:42 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI-P Rahmad Handoyo mengajak para penyintas Covid-19 untuk ikut ambil bagian menolong masyarakat yang sedang sakit dengan menjadi donor plasma konvalesen.

"Setetes darah Anda sangat berarti, bisa menyelamatkan jiwa-jiwa yang saat ini terancam Covid-19. Ayo saudara-saudara yang sudah sembuh, saat ini giliran Anda menolong saudara kita yang membutuhkan plasma konvalesen," kata Rahmad dalam keterangannya kepada Kompas.com, Sabtu (3/7/2021).

Politisi PDI-P itu mengatakan, ajakan untuk masyarakat penyintas Covid-19 bukan sebagai 'bayaran' karena mereka selama menjalani perawatan, semua biaya ditanggung negara.

Baca juga: Donor Plasma Konvalesen Pasien Covid-19: Syarat, Cara Mendaftar, dan Tempat Donor

Melainkan, ajakan tersebut merupakan bentuk solidaritas sesama anak bangsa untuk bersama-sama saling bahu membahu gotong royong di masa pandemi.

"Sekali lagi, ayo kita gelorakan bersama semangat saling bahu membahu, bergotong royong memberi harapan kesembuhan kepada saudara-saudara kita yang sedang kritis akibat Covid-19. Mereka membutuhkan uluran tangan para penyintas Covid-19 dalam bentuk plasma konvalesen," ucap Rahmad.

Ia melanjutkan, menyusul ledakan kasus Covid-19, maka dipastikan kebutuhan plasma konvalesen yang dapat meningkatkan peluang sembuh pasien akan meningkat.

Baca juga: Stok PMI Hanya 109, PMI Butuh Plasma Konvalesen hingga 3.000 Kantong

Namun, kata Rahmad, sayangnya masih banyak penyintas Covid-19 yang bersikap diam dan enggan mendonasikan darahnya.

"Kami memantau, PMI mulai kewalahan memenuhi permintaan plasma darah. Ini terjadi karena para penyintas Covid-19 belum tergerak hatinya untuk menjadi relawan menyumbang darah," kata dia.

Rahmad meminta kepada Palang Merah Indonesia (PMI) untuk secepatnya melakukan konsolidasi guna menyiapkan tempat-tempat produksi plasma darah yang berasal dari donasi para penyintas Covid-19 di seluruh Indonesia.

Ia mencontohkan apa yang telah dilakukan PMI Kabupaten Cirebon yang sudah memproduksi plasma darah yang berasal dari hasil donasi plasma konvalesen para penyintas.

Baca juga: Ramai Broadcast Nama dan Narahubung Penyedia Donor Plasma Konvalesen, Ini Penjelasan PMI

"Tempat untuk memproduksi plasma darah tidak boleh hanya terbatas satu tempat dua tempat. Tapi hendaknya ada di setiap kota di Indonesia," tuturnya.

Menurutnya, di setiap kota pasti banyak yang telah mengalami kesembuhan dari Covid-19. Oleh karena itu, PMI diminta bergerak cepat menyiapkan tempat produksi plasma darah seperti di Cirebon.

Namun, lanjut dia, untuk mewujudkan tempat produksi plasma darah di seluruh kota di Indonesia, maka Negara harus hadir membantu PMI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com