JAKARTA, KOMPAS.com - Meme yang bertuliskan Jokowi "The King of Lip Service" yang diunggah oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia menjadi sorotan.
Meme tersebut berisikan kritikan BEM UI kepada Presiden Joko Widodo yang menurut mereka tidak sejalan antara pernyataan dan kebijakan.
Beberapa kebijakan yang disorot dalam meme tersebut lantaran tak sejalan dengan ucapan Jokowi adalah janji Presiden untuk memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca juga: Jokowi: Kenapa Tidak Ada Fakultas Animasi, Jurusan Meme...
Nyatanya, DPR dan pemerintah tetap bersikukuh melanjutkan pembahasan dan mengesahkan revisi Undang-undang KPK yang memreteli taji lembaga antirasuah itu dalam memberantas korupsi.
Jokowi pun merespons langsung kritikan berupa meme yang diunggah BEM UI di akub instagram mereka. Menurut Jokowi, kritik semacam itu lumrah disampaikan dalam negara demokrasi.
"Ya saya kira biasa saja, mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat. Tapi yang saat ini penting ya kita semuanya memang bersama-sama fokus untuk penanganan pandemi Covid-19," ujar Jokowi dalam keterangan persnya melalui YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi juga menilai, kritik boleh dilakukan dalam iklim negara demokrasi. Dia menekankan, kritik dari mahasiswa tidak perlu dihalangi oleh pihak kampus.
"Universitas tidak apa, tidak perlu menghalangi mahasiwa untuk berekspresi, tetapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan," ucap Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Undip Bisa Punya Fakultas Ekonomi Digital Jurusan Meme
Kritik yang disampaikan oleh BEM UI lewat meme secara tak langsung mengingatkan akan pernyataan Jokowi yang dulunya pernah meminta universitas di Indonesia agar membuat jurusan meme.
Berikut pernyataan Jokowi yang meminta agar universitas mendirikan jurusanb meme.
Jokowi kala itu jadi pembicara dalam pembukaan Kongres ke-10 Himpunan Indonesia Untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) di Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/8/2017).
Ia mempertanyakan fakultas di universitas yang cenderung monoton dan tidak berkembang.
"Kenapa di universitas kita dari dulu sampai sekarang hanya ada fakultas ekonomi, hukum, sosial politik, teknik. Padahal ini perubahan global sudah cepat sekali," ujar Jokowi.
Baca juga: Jokowi Ingin Ada Fakultas Media Sosial di Universitas
"Kenapa tidak ada fakultasi retail manajemen? Kenapa tidak ada fakultas resources management? Kenapa tidak ada fakultas green building?" lanjut dia.
Bahkan, Jokowi memberikan contoh ekstrem dalam hal pendidikan pengembangan dari desain grafis, yakni animasi.