Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19 Dinilai Bisa Jadi Momentum Kembangkan Kebiasaan Baru yang Sejalan Kemajuan Teknologi

Kompas.com - 25/06/2021, 21:59 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri periode 1998-1999 Ginandjar Kartasasmita mengatakan, krisis akibat pandemi Covid-19 seharusnya mampu menjadi momentum bangsa Indonesia melakukan perubahan.

Utamanya dengan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru yang sejalan kemajuan teknologi.

Menurut dia, pandemi Covid-19 harus dilihat sebagai sebuah kesempatan agar ekonomi Indonesia lebih berdaya saing global dengan tuntutan kemajuan teknologi.

"Ini juga kesempatan. Ini kalau ada yang dikatakan hikmah, ya tentu tidak enak bilang hikmah daripada malapetaka. Tapi ya kalau ada hikmah, ya itulah. Kita bisa mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru," kata Ginandjar dalam diskusi virtual Peringatan 85 Tahun Almarhum BJ Habibie: Masa Depan Demokrasi & Tekno-Ekonomi Indonesia di tengah Pandemi, Jumat (25/6/2021).

Baca juga: Dampak Positif di Balik Kebiasaan Baru dari Era Pandemi Virus Corona

Ia melihat, setelah adanya pandemi Covid-19, pola hidup, pola kerja, dan pola hubungan dalam bermasyarakat telah menunjukkan gejala terjadinya perubahan ke arah teknologi.

Dalam hal ini, Ginandjar menilai, konsep mengenai tempat, ruang dan waktu sudah relatif di masa sekarang.

"Pandemi Covid-19 juga menjadi kesempatan untuk meluruskan kembali arah pembangunan bangsa sesuai amanat konstitusi," ujarnya.

Kendati demikian, Ginandjar juga mengingatkan bahwa Indonesia harus memiliki strategi yang menjamin pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan.

Ia kemudian menyarankan bahwa strategi pembangunan di masa pandemi harus bertumpu pada empat prinsip berikut yaitu ekonomi inklusif, ekonomi digital, ekonomi hijau dan ekonomi biru.

Ketua DPD RI Periode 2004-2009 Ginandjar Kartasasmita di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2016)KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Ketua DPD RI Periode 2004-2009 Ginandjar Kartasasmita di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2016)

"Satu, harus prinsip ekonomi inklusif. Sektor apapun yang kita lakukan, upaya apapun harus kita pikirkan bagaimana manfaatnya buat rakyat. Berapa banyak rakyat yang akan memperoleh manfaat. Jangan berapa pertumbuhannya, berapa GDP-nya. Bukan itu, tapi harus berapa sisi inklusif dari setiap kebijakan kita, harus jelas," katanya.

Baca juga: Jokowi: Pandemi Ajarkan Kita Dobrak Cara Hidup Lama untuk Kebiasaan Baru

Kedua, terkait prinsip ekonomi digital, pembangunan Indonesia tidak bisa meninggalkan atau tertinggal kemajuan teknologi digital.

Menurutnya, semua sektor harus menjalankan prinsip ekonomi digital dengan memasukkan teknologi di dalamnya.

"Jadi dalam semua sektor entah itu sektor kesehatan, pendidikan, industri. Pendekatan digital itu, sudah tidak bisa kita hiraukan. Maka dari itu kita harus betul-betul kita kembangkan. Terutama dalam pendidikan dari bawah ke atas harus mencerminkan itu," jelasnya.

Ketiga adalah prinsip ekonomi hijau yang berbasis berkelanjutan dan mengutamakan kelestarian lingkungan.

Baca juga: Mau Beli Kendaraan Listrik Butuh Adaptasi dan Kebiasaan Baru

Ginandjar kemudian menjelaskan ekonomi biru dengan menganalogikan kekayaan alam di Indonesia yaitu laut.

"Laut itu bukan sebagai pemisah, tapi jembatan antara pulau. Laut itu harusnya bukan sesuatu yang ditakuti tapi jauh, harusnya seperti sawah, tempat kita mencari kehidupan. Jangan dikotori, jangan disia-siakan. Jadi ekonomi biru," tutur dia.

"Keempat hal ini lah yang ingin saya pesankan. Jadi setiap upaya kegiatan ekonomi, langkah apapun harus salah satu atau lebih memasukkan daripada prinsip itu. Sekurang-kurangnya harus salah satu ada di situ," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com