Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati, Prabowo, dan Airlangga Dinilai Akan Jadi "King Maker" dan "Queen Maker" pada Pilpres 2024

Kompas.com - 17/06/2021, 18:03 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak LSI Denny JA menilai, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto akan menjadi sosok king maker atau queen maker pada Pemilihan Presiden 2024.

Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby beralasan, PDI-P, Gerindra, dan Golkar memiliki perolehan suara yang cukup besar sebagai modal untuk mengusung calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024.

"Mengapa ada tiga tokoh ini yang kita sebut sebagai king atau queen maker 2024, karena pertama mereka sudah kantongi minimal 3/4 tiket atau tiket penuh," kata Adjie dalam konferensi pers, Kamis (17/6/2021).

Baca juga: Megawati: Ada yang Bilang Saya Memuji Diri Sendiri...

Adjie menyampaikan, berdasarkan aturan perundang-undangan, syarat pencalonan presiden memiliki 20 persen kursi di DPR atau setara dengan 115 kursi.

Dengan syarat tersebut, PDI-P yang memiliki 128 kursi di parlemen dapat mengusung capres dan cawapresnya sendiri, sedangkan Golkar dan Gerindra yang masing-masing memiliki 85 dan 78 kursi hanya perlu berkoalisi dengan satu partai untuk dapat mengusung calon presiden.

Adjie juga mengatakan, Megawati sebagai queen maker diprediksi tidak akan mencalonkan diri sebagai calon presiden atau wakil presiden pada Pilpres 2024.

"Kita lihat queen maker Megawati Soekarnoputri saat ini kita lihat kecenderungannya adalah cenderung menjadi tokoh bangsa atau ibu bangsa, artinya kecil kemungkinan atau tidak terlihat intensi dari Ibu Mega untuk maju sebagai capres ataupun cawapres lagi," kata Adjie.

Sementara itu, berbeda dengan Megawati, Airlangga dinilai memiliki potensi menjadi capres maupun cawapres meski tingkat elektabilitasnya masih terbilang rendah hingga saat ini.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo Tertinggi

Namun, Adjie mengatakan, elektabilitas rendah tidak menjadi persoalan besar bila nantinya Airlangga memilih untuk maju sebagai calon wakil presiden.

"Untuk posisi cawapres terkadang pertimbangan dalam koalisi atau pertimbangan seorang capres tidak hanya berkaitan dengan elektabilitas, ada pertimbangan-pertimbangan lain," ujar dia.

Menurut Adjie, hal itu terbukti ketika Ma'ruf Amin dipilih sebagai calon wakil preisden mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019 meski elektabilitas Ma'ruf saat itu masih rendah.

Sementara itu, Adjie menilai, Prabowo berpeluang besar untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2024 karena Gerindra hanya butuh berkoalisi dengan satu partai dan tingkat elektabilitas Prabowo pun terbilang tinggi.

Baca juga: Survei SMRC: Prabowo Subianto Terpilih Jadi Presiden jika Pemilihan Digelar Hari Ini

Menurut Adjie, peluang Prabowo untuk maju sebagai cawapres justru kecil karena Menteri Pertahanan itu telah dua kali maju sebagai calon presiden.

"Kalau call-nya adalah cawapres, itu adalah Prabowo 12 tahun yang lalu ketika Pemilu 2009 itu beliau sebagai cawapres. Namun, di 2014 dan 2019 Prabowo sudah menjadi calon presiden sehingga sulit kita bayangkan kalau kemudian Prabowo bersedia untuk jadi cawapres," kata Adjie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com