Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Ada Apa dengan Puan Maharani di Manado? | Masukan dari Guru Besar Mengenai TWK KPK

Kompas.com - 15/06/2021, 08:09 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Informasi mengenai bursa calon presiden di Pilpres 2024 sudah menarik perhatian para pembaca Kompas.com, meskipun pesta demokrasi itu baru akan berlangsung tiga tahun mendatang.

Artikel opini yang berisikan tentang sepak terjang dan peluang putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, untuk diusung sebagai calon presiden oleh partai berlambang banteng itu menarik perhatian para pembaca Kompas.com.

Artikel yang ditulis mantan wartawan harian Kompas Joseph Osdar tersebut pun menjadi artikel terpopuler di desk nasional Kompas.com.

Selain itu, informasi mengenai perkembangan kelanjutan polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) yang diikuti para pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka alih status kepegawaian menjadi ASN juga masih menarik minat para pembaca Kompas.com.

Terbaru, sejumlah guru besar memberi masukan kepada Komnas HAM untuk menyikapi laporan pegawai KPK yang tak lulus TWK.

Artikel yang berisikan masukan para guru besar itu pun masuk ke dalam deretan berita populer di desk nasional Kompas.com.

Berikut paparannya:

1. Ada Apa dengan Puan Maharani di Manado?

JUDUL tulisan ini mirip dengan judul sebuah berita dari sebuah media online iNewsSulut.id, Minggu 13 Juni 2021. Judul berita yang muncul di Manado itu berbunyi Puan Maharani Kunjungi Sulut Beberapa Hari, Ada Apa?

Tapi sebelum bicara soal kunjungan Ketau DPR dan salah satu Ketua Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Puan Maharani di Manado tiga hari dua malam (Sabtu 5 Juni sampai 7 Juni 2021), saya cerita hal lain yang berkaitan dengan itu.

Pada 4 Agustus 2020 lalu saya membuat tulisan berjudul Yth Bapak Presiden - Pesan untuk Indonesia Sejahtera dan Berkeadilan.

Judul tulisan saya ini mengambil dari judul buku yang diterbitkan KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) bekerjasama dengan Rumah Kebangsaan. Cetakan awal buku ini Juni 2014.

Selengkapnya baca juga: Ada Apa dengan Puan Maharani di Manado?

2. Masukan dari Guru Besar Mengenai TWK KPK

Delapan Guru Besar memberikan masukan kepada Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (14/6/2021).

Perwakilan Guru Besar yang juga Pakar Hukum dan Pengajar Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera Bivitri Susanti mengatakan, masukan itu diberikan melalui audiensi antara delapan guru besar dengan Komnas HAM melalui Zoom.

Adapun delapan guru besar tersebut adalah Prof Azyumardi Azra, Prof Sigit Riyanto, Prof. Sukron Kamil, Prof Supriadi Rustad, Prof Susi Dwi Harijanti, Prof Ruswiati Suryasaputra, Prof Hariadi dan Prof Atip Latipulhayat.

Selengkapnya baca juga: Guru Besar Beri Masukan ke Komnas HAM soal Polemik TWK Pegawai KPK

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com