Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Sudah Pernah Minta Hasil Asesmen TWK KPK, tapi Tidak Diberikan

Kompas.com - 12/06/2021, 21:57 WIB
Wahyuni Sahara,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com - Penyidik Senior KPK Novel Baswedan menyatakan bahwa ia dan 74 pegawai yang tidak lolos lainnya sudah pernah meminta hasil Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) kepada pejabat pengelola informasi di KPK.

Namun, hasil tersebut tidak pernah diberikan dengan alasan rahasia.

Hal itu diungkap Novel dalam tayangan YouTube Haris Azhar. Kompas.com telah mendapatkan izin dari Haris Azhar untuk mengutip perbincangannya dengan Novel pada hari Sabtu (12/6/2021).

"Kita lihat hasil tesnya sampai sekarang enggak diberikan. Kami pribadi bersurat ke pejabat pengelola informasi di KPK untuk memberikan hasil tes. Tapi, sampai sekarang enggak ada. Udah begitu, alasannya itu rahasia," ujar Novel.

Baca juga: Betulkah Ada Operasi Senyap di Balik TWK KPK?

Novel menilai ada kejanggalan mengapa KPK tidak menunjukkan hasil TWK kepada para pegawai. Ia curiga, TWK ini hanya sebagai alat untuk menghabisi para pekerja yang benar dalam upaya memberantas korupsi. 

"Ini disembunyikan hasilnya. Bagaimana kita tidak melihat ini sebagai permasalahan," ucapnya.

Hasil TWK, kata Novel, sudah seharusnya diperlihatkan kepada pegawai KPK yang mengikuti tes sebagai feedback, bukan malah dirahasikan. Ia pun menganalogikan hasil TWK ibarat rekam medis di rumah sakit. 

Baca juga: Menindaklanjuti Nasib 75 Pegawai Tak Lolos TWK, KPK Anggap Penting

"Sekarang kita berikan analogi, kalau kita ke dokter kita sakit diperiksa, ada medical record. Kalau orang lain minta itu rahasia. Tapi kalau dirinya sendirinya yang minta ya harus diberikan," kata Novel.

Novel mengklaim orang-orang yang tidak lulus dalam TWK adalah mereka yang diyakini bekerja dengan benar dalam memberantas korupsi mulai dari penindakan hingga pencegahan.

"Ketika kita lihat lagi siapa saja yang tidak lulus, ternyata adalah orang-orang yang pekerja benar. Ada klaster wadah pegawai, klaster menangani kasus besar maupun orang-orang yang berkontribusi besar di pencegahan," kata dia.

Baca juga: Novel Mengaku Sempat Bertanya kepada Firli Bahuri tentang Urgensi TWK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com