JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto soal tak mungkinnya PDI-P berkoalisi dengan PKS.
Menurut Nasir, pernyataan itu harus dihormati karena merupakan hak pendapat dari partai politik.
"Kita hormatilah pendapat dari partai politik terkait dengan sikap politiknya," kata Nasir saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/6/2021).
Baca juga: PDI-P Akui Sulit Berkoalisi dengan PKS dan Demokrat
Kendati demikian, ia menyinggung soal gotong royong yang telah menjadi tradisi Indonesia.
Tradisi gotong royong itu, menurut dia, memiliki arti bahwa semua, termasuk partai politik tidak bisa sendirian dalam mengurus persoalan bangsa
"Dan semua partai politik kan punya cita-cita yang sama bagaimana memajukan Indonesia, memakmurkan Indonesia," ujar politisi asal Aceh ini.
Menyinggung gotong royong, Nasir pun memilih untuk menunggu sikap akhir dari PDI-P terkait Pilpres, apakah tetap tidak mungkin berkoalisi dengan PKS atau sebaliknya.
"Pernyataan Pak Hasto itu tentu bisa kita maklumi dan kita hormati. Kita lihat saja nanti seperti apa ending-nya apakah seperti itu ataukah nanti ada hal-hal yang berbeda dari itu," ujar anggota Komisi II DPR ini.
Baca juga: Presiden PKS Kritik Pendengung yang Usung Narasi Perpecahan Bangsa
Lebih lanjut, Nasir juga menjawab ketika disinggung alasan PDI-P tak ingin berkoalisi dengan PKS lantaran perbedaan ideologi.
Menurut dia, di Indonesia saat ini sudah tidak ada pertarungan ideologi.
"Yang akan sudah ke tengah, yang kiri juga sudah ke tengah," ucapnya.
Oleh karena itu, menurut dia PKS berharap agar setiap partai politik bisa membangun kerja sama.
Baca juga: Presiden PKS Sebut Anies Berpeluang Menang pada Pilpres 2024
Selain itu, ia juga berharap partai politik mampu menghindari pertanyaan yang berkonotasi dan dipersepsikan untuk memecah belah.
"Karena pada dasarnya partai politik ini kan ingin bekerja sama," kata Nasir.