Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Mengaku Tak Bisa Koalisi, Politisi PKS: Kita Hormati, Lihat Ending-nya

Kompas.com - 03/06/2021, 14:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto soal tak mungkinnya PDI-P berkoalisi dengan PKS.

Menurut Nasir, pernyataan itu harus dihormati karena merupakan hak pendapat dari partai politik.

"Kita hormatilah pendapat dari partai politik terkait dengan sikap politiknya," kata Nasir saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/6/2021).

Baca juga: PDI-P Akui Sulit Berkoalisi dengan PKS dan Demokrat

Kendati demikian, ia menyinggung soal gotong royong yang telah menjadi tradisi Indonesia.

Tradisi gotong royong itu, menurut dia, memiliki arti bahwa semua, termasuk partai politik tidak bisa sendirian dalam mengurus persoalan bangsa

"Dan semua partai politik kan punya cita-cita yang sama bagaimana memajukan Indonesia, memakmurkan Indonesia," ujar politisi asal Aceh ini.

Menyinggung gotong royong, Nasir pun memilih untuk menunggu sikap akhir dari PDI-P terkait Pilpres, apakah tetap tidak mungkin berkoalisi dengan PKS atau sebaliknya.

"Pernyataan Pak Hasto itu tentu bisa kita maklumi dan kita hormati. Kita lihat saja nanti seperti apa ending-nya apakah seperti itu ataukah nanti ada hal-hal yang berbeda dari itu," ujar anggota Komisi II DPR ini.

Baca juga: Presiden PKS Kritik Pendengung yang Usung Narasi Perpecahan Bangsa

Lebih lanjut, Nasir juga menjawab ketika disinggung alasan PDI-P tak ingin berkoalisi dengan PKS lantaran perbedaan ideologi.

Menurut dia, di Indonesia saat ini sudah tidak ada pertarungan ideologi.

"Yang akan sudah ke tengah, yang kiri juga sudah ke tengah," ucapnya.

Oleh karena itu, menurut dia PKS berharap agar setiap partai politik bisa membangun kerja sama.

Baca juga: Presiden PKS Sebut Anies Berpeluang Menang pada Pilpres 2024

Selain itu, ia juga berharap partai politik mampu menghindari pertanyaan yang berkonotasi dan dipersepsikan untuk memecah belah.

"Karena pada dasarnya partai politik ini kan ingin bekerja sama," kata Nasir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com