JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mendeteksi ada 495 juta serangan siber sepanjang tahun 2020.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Utama BSSN Syahrul Mubarak dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (2/6/2021).
"Sebagai informasi sepanjang tahun 2020 BSSN telah mendeteksi seerangan siber sebanyak lebih dari 495 juta serangan," kata Syahrul saat membacakan sambutan Kepala BSSN.
"Jumlah ini dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah serangan pada tahun 2019," ujar dia.
Baca juga: Data BPJS Kesehatan Diduga Bocor, Anggota Komisi I Kritik Kinerja BSSN
Syahul mengatakan, BSSN bersama dengan instansi terkait saat ini sedang menyusun Strategi Keamanan Siber Nasional (SKSN).
Selain itu, juga disusun Peraturan tentang Perlindungan Infrastruktur Informasi Vital Nasional yang keduanya segera diluncurkan dalam bentuk Peraturan Presiden.
"SKSN ini berisi mengenai dua pengaturan yaitu terkait dengan strategi keamanan siber dan management krisis siber nasional yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan pada Peraturan Presiden tersebut," ujar Syahrul.
Oleh karena itu, BSSN berharap Peraturan Presiden terkait SKSN bisa segera disahkan agar mampu mendorong ruang siber nasional yang aman dan kondusif bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Baca juga: 279 Juta Data Penduduk Diduga Bocor, Ini Kata BSSN
Syahrul pun tak memungkiri keberhasilan terhadap kebijakan-kebijakan strategis tersebut sangat membutuhkan kolaborasi dan kontribusi dari seluruh pemangku kepentingan.
"Tidak hanya di sektor pemerintahan pusat, melainkan juga sektor swasta," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.