Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yaqut Cholil Qoumas
Menteri Agama RI

Menteri Agama RI

Pancasila Mengharmonikan Keberagaman Indonesia

Kompas.com - 02/06/2021, 09:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"A nation without faith cannot stand”

- Soekarno -

Soekarno pernah mengingatkan bahwa suatu negara harus memiliki kekuatan karakter yang dibangun berdasarkan kedalaman penghayatan atas “Pandangan Hidup Bangsa.” Menurut Sang Proklamator ini, suatu bangsa yang tidak memiliki kepercayaan kepada diri sendiri tidak akan mampu berdiri dengan kokoh.

Dalam “The Legal Architecture of Nation Building”, Charles Norchi, seorang pakar hukum internasional, menyebutkan bahwa suatu gambaran ideal tentang suatu bangsa—baik itu berupa karakter, falsafah, dan pandangan kolektif—yang dalam istilah politik modern bahkan terkadang disebut sebagai myth atau mitos, sangat diperlukan dalam rangka proses nation building, dalam kaitannya dengan kerapian dan kesatuan langkah.

Myth systems ini berfungsi sebagai ekspresi bersama dari sebuah pola pandang suatu bangsa. Menurut Norchi, hal ini tidak bisa diabaikan karena berkaitan dengan standar nilai dan moral suatu komunitas (operational code within any community).

Selaras dengan Soekarno dan Norchi, cendikiawan dan politisi Amerika Serikat John Gardner juga berpendapat bahwa suatu bangsa tidak akan bisa menjadi bangsa yang besar dan hebat, jika mereka tidak memiliki suatu falsafah atau tujuan dan cita-cita ideal yang dipercaya. Suatu bangsa juga tidak akan bisa menjadi hebat jika kepercayaan yang dimilikinya tidak mengandung dimensi-dimensi moral yang mampu menopang peradaban besar.

Pancasila sebagai dasar, pandangan, dan cita-cita ideal tentu saja bukan sebuah mitos. Pancasila disebut oleh Soekarno sebagai dasar falsafah (philosofiche grondslag) dan pandangan dunia (weltanschauung) negara dan bangsa Indonesia. Pancasila merupakan intisari yang diperah dari nilai-nilai dan falsafah hidup bangsa Indonesia.

Ada berbagai macam teori tentang tumbuh-kembang dan kejayaan suatu peradaban dalam filsafat sejarah. Ibnu Khaldun dengan teori ‘Ashobiyahnya, misalnya, menyebutkan bahwa munculnya suatu peradaban bisa didasari oleh “kepentingan” dan cita-cita bersama para founding fathers-nya. Baik itu berupa kesamaan suku/klan, agama, maupun aliran pemikiran tertentu—termasuk aliran teologi.

Tetapi setiap peradaban memiliki sejarahnya sendiri yang unik dan tak bisa dirangkum dalam satu teori saja. Indonesia sebagai sebuah bangsa yang berbhinneka memiliki pengalamannya sendiri dalam proses nation building. Indonesia tidak didirikan di atas kepentingan suatu ras maupun agama tertentu.

Mempersatukan Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan agama, yang wilayahnya terdiri dari ribuan pulau, bukanlah sesuatu yang mudah. Padahal persatuan dan kesatuan pandangan serta jati diri, merupakan syarat utama berdirinya suatu bangsa menjadi sebuah negara.

Ikrar para tokoh perjuangan dalam Sumpah Pemuda yang sepakat untuk mengidentifikasi diri sebagai satu bangsa, satu tanah air, dengan satu bahasa menjadi pijakan penting berdirinya negara-bangsa Indonesia.

Pancasila yang merupakan falsafah dasar berbangsa, yang disarikan dari falsafah hidup dan karakter bangsa Indonesia, menjadi pengikat kebangsaan yang telah disepakati sebelumnya dalam Sumpah Pemuda.

Membuat rumusan dasar bernegara dalam sebuah bangsa yang majemuk bukanlah sesuatu yang mudah dan tanpa kendala. Perdebatan dan perbedaan pendapat terjadi di antara para tokoh perumus dasar negara Indonesia.

Sebagian orang menghendaki Islam, sebagai agama yang dianut oleh mayoritas rakyat Indonesia, untuk menjadi dasar bernegara—atau setidaknya disebut secara eksplisit dalam salah satu sila.

Soekarno yang memiliki visi kebangsaan dan pandangan jauh ke depan, serta memahami fakta keberagaman bangsa Indonesia, bersikeras bahwa suatu dasar negara yang mengayomi dan dapat diterima oleh semua pihak, sangatlah penting bagi kelangsungan negara dan bangsa Indonesia. Lima sila dalam Pancasila sebagaimana yang kita ketahui hari ini, akhirnya diterima dan disetujui semua pihak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com