JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono menjadi perbincangan publik setelah ia tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) yang menjadi syarat pegawai KPK dilantik sebagai aparatur sipil negara (ASN).
Padahal, Giri pernah mengajar materi soal wawasan kebangsaan di sekolah, kampus hingga lembaga negara.
Pegawai yang telah mengabdi di KPK selama 16 tahun ini pun mengaku heran saat dinyatakan tak lolos TWK.
Baca juga: Giri: Orang Sudah Telanjur Menaruh Harapan kepada KPK, tapi Harapan Itu Hilang
Giri pun menyatakan bahwa tes wawasan kebangsaan yang menjadi bagian dari alih status pegawai KPK menjadi ASN itu penuh kejanggalan.
Ia yakin, ke-75 nama yang tidak lolos TWK, termasuk dirinya sudah tidak diinginkan lagi berada di KPK.
"Saya berkeyakinan hasil tes itu tidak signifikan dan kami-kami ini memang tidak diinginkan melanjutkan pemberantasan korupsi di negeri ini," kata Giri dikutip dari Tribunnews, Sabtu (8/5/2021).
Lantas, siapakah sosok Giri? berikut rangkuman Kompas.com:
16 tahun mengabdi di KPK
Giri lahir di Ponorogo pada tanggal 9 Juli 1974. Ia pernah menjabat sebagai Koordinator Kerja Sama Internasional pada Direktorat Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK.
Sarjana di Teknik Perencanaan Kota, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1999 ini juga pernah menjadi Direktur Gratifikasi.
Baca juga: Giri Supradiono Heran Tak Lolos TWK KPK padahal Pernah Raih Makarti Bhakti Nigari Award
Setelahnya, gelar master ia peroleh dari University of Roterdam pada 2001 dengan jurusan International Institute to Social Studies-Erasmus.
Sebelum meniti karier di KPK pada tahun 2005, Giri pernah menjadi National Management Concultant di BAPENAS-UNDP.
Kini, Giri sudah memasuki tahun ke-16 di KPK.
Giri juga pernah mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan (capim) KPK periode 2014-2019 dan 2019-2023. Pada 2014, Giri masuk 19 besar. Namun, saat itu ia tak terpilih.
Penghargaan sebagai pengajar wawasan kebangsaan