Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Minta Kader "Out" jika Enggan Jadi Petugas Partai, Sindir Ganjar?

Kompas.com - 31/05/2021, 11:37 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang mempersilakan kadernya keluar dari partai apabila tidak mau menjadi petugas partai merupakan sindiran terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ujang mengatakan, Ganjar boleh jadi disindir karena dianggap terlalu berambisi menjadi calon presiden oleh internal PDI-P dan mendahului Megawati selaku pemegang hak prerogatif soal pencalonan presiden.

"(Pernyataan itu) pernyataan umum bagi semua kader PDI-P. Namun, sekaligus juga menyindir tajam dan menohok pada Ganjar. Karena di internal PDI-P, bisa saja Ganjar dianggap mendahului tuannya, atau lebih maju dari tuannya," kata Ujang saat dihubungi, Senin (31/3/2021).

Baca juga: Megawati: Kalau Enggak Mau Jadi Petugas Partai, Out!

Ujang mengatakan, pernyataan Megawati itu dapat dimaknai bahwa semua kader PDI-P, baik yang ada di eksekutif dan legislatif harus tunduk pada arahan dan kebijakan partai.

Para kader, kata Ujang, juga harus patuh pada Megawati selaku pimpinan partai.

"Jadi mau diperintah apa pun mesti mau dan ikut, termasuk pada Ganjar. Jika Ganjar diminta stop tuk soal pencapresan, ya Ganjar mesti ngerem soal pencapresannya itu," ujar Ujang.

Ujang menilai, kans Ganjar untuk maju diusung PDI-P sebagai calon presiden 2024 mendatang sudah tertutup.

Oleh karena itu, menurut Ujang, Ganjar mesti keluar dari PDI-P jika masih berambisi menjadi calon presiden.

Namun, ia meyakini Ganjar tidak akan keluar dari partai berlambang kepala banteng itu dalam waktu dekat.

Baca juga: Ganjar Mengaku Tak Berkonflik dengan Puan, Bambang Pacul: Biarkan Mengalir, Saya Ungkapkan Fakta

Sebab, posisi Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah dapat dipersoalkan oleh PDI-P apabila Ganjar memutuskan keluar dari partai.

"Padahal dengan jabatan gubernur tersebut, Ganjar punya panggung untuk membangun konstruksi pencitraan guna menaikan elektabilitisanya sebagai capres," kata Ujang.

"Ganjar masih dalam dilema. Untuk saat ini mungkin masih taat. Sambil melihat perkembangan politik ke depan," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, Megawati mempersilakan kadernya keluar apabila tak mau menjadi petugas partai.

"Lebih baik, kalau saya boleh bilang, kalau enggak mau jadi petugas partai, saya enggak ngomong lagi anggota partai, petugas partai, artinya yang diberi tugas oleh partai, out," ujar Megawati saat memberikan arahan dalam peresmian sejumlah kantor DPD dan DPC PDI-P, Minggu (30/5/2021).

Megawati menyebut, kader PDI-P tak ubahnya bala tentara. Jika bala tentaranya melempem, dia juga akan terkena dampaknya.

Baca juga: Kepada Kader PDI-P, Megawati: Kalian Melempem, Melempemlah Saya!

Menurut dia, apabila PDI-P ingin terus memenangkan pertarungan politik, bala tentaranya haruslah terus bergerak.

"Tahu enggak, bala tentara saya ya kalian. Kaliannya melempem, melempemlah saya. Jangan lupa, lho. Kalau kalian enggak mau bergerak, mau bagaimana besar partai kita. Jangan lupa, lho," ucap Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com