Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Dinilai Ambisius untuk 2024, Pengamat: Hal yang Biasa dalam Politik

Kompas.com - 24/05/2021, 14:51 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, tudingan bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terlihat berambisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, seharusnya dianggap sebagai hal yang biasa saja dalam politik.

Sebab, menurutnya, siapa saja dapat menyiapkan diri untuk dipilih dalam Pilpres, termasuk Ganjar Pranowo.

"Jadi apakah ambisius atau tidak? Di politik apa yang dilakukan Ganjar biasa saja," nilai Ujang saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/5/2021).

Namun, Ujang melihat bahwa penilaian ambisius itu sebenarnya adalah dalam upaya mengganjal jalan Ganjar menuju 2024.

Pasalnya, elektabilitas Ganjar yang tinggi dalam sejumlah survei, dinilai internal PDI-P sebagai jalan terjal bagi Ketua DPP PDI-P Puan Maharani yang juga masuk dalam bursa capres.

Baca juga: Tak Diundang PDI-P, Ganjar Pranowo Dinilai Diuntungkan karena Dapat Simpati

"Tapi, memangkan di PDI-P ada putri mahkota, yaitu Puan Maharani yang juga ingin maju di Pilpres nanti. Jika Ganjar melejit, maka akan menutup Puan," ujarnya.

Oleh sebabnya, dia melihat elektabilitas Ganjar yang tinggi, justru dinilai sebagai ganjalan bahkan menutup jalan bagi Puan.

Hal itu yang menurut dia, membuat beberapa pihak di internal partai kemudian 'seolah' mengerjai Ganjar dengan cara tidak diundang dalam acara partai.

"Makanya Ganjar dikerjai dan tidak diundang dalam acara PDI-P di Jateng," tuturnya.

Bahkan, Ujang berpendapat bahwa tidak diundangnya Ganjar dalam acara PDI-P di Semarang, Sabtu (22/5/2021) telah diketahui sebelumnya oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Tak diundangnya Ganjar di Jateng itu pasti sudah sepengetahuan Mega," kata dia.

Baca juga: Isu Persaingan Capres PDI-P Memanas, Ganjar atau Puan?

Lebih lanjut, jika partai berlambang banteng moncong putih itu menjadi kubu-kubu, Ujang memprediksi Megawati berada di pihak Puan.

Sebab, Puan tak lain adalah putri dari Megawati yang juga kader PDI-P. Maka wajar jika Megawati mendukung Puan.

"Megawati sudah tentu ada di pihak Puan. Karena dia anaknya," terangnya.

Menurut Ujang, jauh sebelum polemik Ganjar, sudah terdapat faksi-faksi dalam tubuh partai tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com