JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak tiga orang dilaporkan meninggal setelah disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Safari mengatakan, tiga kasus tersebut bukan akibat dari vaksin AstraZeneca secara langsung.
Adapun tiga orang yang meninggal usai vaksinasi AstraZeneca tersebut yaitu pertama, Trio, asal Jakarta berusia 22 Tahun.
Usai divaksin, kata Hindra, dia merasakan efek samping vaksinasi berupa pusing hingga demam.
Trio menolak dibawa ke rumah sakit saat suhu tubuhnya 39 celsius. Lalu, esok harinya kondisi semakin lemah dan meninggal dunia di klinik.
"Kebetulan ada dokter dan melihat, dan diagnosisnya death on arrivial. Jadi sulit untuk menentukan penyebab kematiannya, karena enggak ada data, enggak pernah periksa sama dokter, datang sudah meninggal, kata Hindra dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR yang disiarkan kanal YouTube DPR RI, Kamis (20/5/2021).
"Enggak ada lab, enggak ada rontgen, enggak ada CT-scan kepala, jadi sulit untuk mengatakan ini terkait sama imunisasi," tuturnya.
Hindra mengatakan, kasus kedua dialami lansia asal Jakarta, berusia 60 tahun yang merupakan tukang ojek.
Lansia tersebut, kata dia, diyakini meninggal dunia karena radang paru-paru.
Sebab, ketika mendatangi layanan vaksinasi, lansia tersebut tidak menyampaikan bahwa dirinya baru mengalami sesak napas.
"Besoknya dia ke puskesmas di Jakarta, sesak. Terus dia bilang di puskesmas juga bahwa sehari sebelum divaksin dia sudah sesak napas. Dia datang ke tempat vaksin, dia enggak bilang kalau dia sesak, divaksin. Besoknya sesak, diperiksa puskesmas dari pemeriksaan ini radang paru, jadi akhirnya meninggal," ujarnya.
Baca juga: Komnas KIPI Terima 229 Laporan Serius Pascaimunisasi
"Jadi akhirnya meninggal 4 hari kemudian jadi bukan gara-gara vaksinnya memang radang paru," sambungnya.
Terakhir, Hindra mengatakan, satu kasus meninggal dunia setelah divaksinasi AstraZeneca dialami oleh salah seorang warga Ambon usia 45 tahun.
Awalnya, ia mengeluhkan demam, batuk, dan pilek. Kemudian, setelah dilakukan pemeriksaan diketahui bahwa positif Covid-19 gejala berat.
"Jadi dia terpapar Covid-19, Covid-19-nya berat akhirnya meninggal karena covid-19, sebetulnya yang sama batch nomornya itu yang di Jakarta, batch nomor yang ada di media itu," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.