JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memprediksi, jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) akan naik menjadi 300.000 hingga 400.000 ribu orang dalam sehari pada akhir pekan ini.
Ia meminta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat Covid-19 di dalam kereta.
"Saya memperkirakan untuk besok Sabtu dan Minggu jumlah penumpang kereta commuter akan naik jadi 300-400 ribu orang tiap hari. Saya tegaskan ini harus menjadi perhatian serius PT KCI," kata Menhub Budi saat meninjau Stasiun Manggarai, Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat (15/5/2021).
Baca juga: Lihat Ada Penumpukan Penumpang KRL, Menhub: PT KCI Tidak Profesional
Menurut Menhub Budi, PT KCI tidak profesional dalam penerapkan protokol kesehatan secara ketat, khususnya dalam mengatur jarak antar penumpang di dalam gerbong kereta.
Pasalnya, saat Menhub Budi mengunjungi Stasiun Manggarai, Jakarta, pagi tadi, ia mengatakan ada lebih dari 70 penumpang dalam satu gerbong KRL sehingga menimbulkan penumpukan.
Hal tersebut, menurutnya, berpotensi untuk membuat klaster baru Covid-19.
"Saya menilai PT KCI tidak profesional, sehingga terjadi penumpukan penumpang kereta api dan ini sangat tidak kita harapkan," kata ucapnya.
Ia pun meminta pihak PT KCI untuk memperbaiki sistem pengawasan terkait protokol desehatan di dalam kereta.
Menhub Budi menginginkan kejadian penumpukan penumpang tidak kembali terulang.
"Saya perintahkan ke PT KCI agar kejadian serupa mulai besok Sabtu dan seterusnya tidak terulang lagi dan harus jalankan prokes ketat," kata Budi Karya.
Baca juga: Libur Idul Fitri 12-15 Mei, KRL Jabodetabek Beroperasi Pukul 04.00-20.00 WIB
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Corporate Secretary PT KCI Anne Purba mengakui pihaknya sempat kesulitan dalam mengatur protokol kesehatan penumpang di dalam KRL saat liburan Lebaran ini.
Namun, ia mengatakan, pihaknya berjanji akan berkoordinasi dan meningkatkan penerapan protokol kesehatan di dalam KRL.
"Kami akan berkoordinasi dengan PT KAI dengan meningkatkan pengaturan petugas untuk memperketat pengawasan sehingga jalankan prokes," kata Anne.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.