JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengingatkan soal risiko lonjakan kasus Covid-19 pasca-Idul Fitri, meski pemerintah telah menerapkan larangan mudik Lebaran.
Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi mengatakan, saat ini terlihat kenaikan kasus Covid-19 seperti pada tahun lalu.
"Kami mengingatkan agar seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas, Klinik, dan lain-lain) serta para dokter dan tenaga kesehatan lainnya menyiapkan ketersediaan ventilator, obat-obatan, alat pelindung diri (APD)," ujar Adib, dalam keterangan pers IDI, Selasa (11/5/2021).
Baca juga: Satgas Ingatkan Shalat Id di Luar Rumah Hanya Boleh untuk Wilayah Zona Kuning dan Hijau
Selain itu, ketersediaan tempat tidur dan ruangan juga harus disiapkan untuk satu hingga dua bulan ke depan.
Adib menjelaskan, ada tiga faktor yang mendorong risiko lonjakan kasus Covid-19. Pertama, adanya sejumlah klaster yang muncul dalam beberapa bulan terakhir.
Misalnya, klaster perkantoran, keluarga, ibadah bersama dan klaster buka puasa bersama.
Baca juga: Ada 324 Zona Oranye di Provinsi Tujuan Mudik, Satgas: Penularan Covid-19 Berpotensi Lebih Cepat
Kedua, momentum Idul Fitri, arus mudik dan arus balik.
Ketiga, mutasi baru virus corona yang telah masuk ke Indonesia. Di sisi lain, makin banyak masyarakat yang abai protokol kesehatan meski sudah divaksinasi.
"Vaksinasi saja tidak menjamin tubuh kita akan kebal terhadap virus apalagi mutasi virus," tegas Adib.
"Protokol kesehatan 5M, yakni Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, Membatasi Mobilitas) tetap wajib dilakukan," lanjutnya.
Baca juga: Antisipasi Arus Balik, Satgas: Syarat Surat Tanda Negatif Covid-19 Berlaku 18-24 Mei
Adib mengimbau agar materi protokol kesehatan saat Pandemi Covid-19 senantiasa disosialisasikan melalui khotbah Idul Fitri di seluruh indonesia.
Ia menambahkan, sejak mencuatnya lonjakan kasus Covid-19 di India yang kini meluas ke Malaysia dan negara tetangga lainnya, Indonesia mencatatkan kasus harian Covid-19 tertinggi, mencapai hampir 10.000 kasus.
Bahkan mutasi virus turunan B.1 dengan varian seperti di B.1.1.7 yang diidentifikasi di Inggris, B.1.351 yang diidentifikasi di Afrika Selatan, dan B.1.617.1 serta B.1.617.2 yang diidentifikasi di India sudah mulai ditemukan di Indonesia sejak awal tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.